REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Program kerjasama yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa dengan PT Cisarua Mountain Dairy (Cimory) akan ditindaklanjuti dengan peletakan batu pertama pada Selasa, 16 Maret 2021.
Kegiatan ini sebagai penanda akan dimulainya kerjasama pengembangan sapi perah di Kabupaten Gowa. Rencananya peletakan batu pertama akan dilakukan di eks Pabrik Markisa, Desa Tonasa, Kecamatan Tombolopao, yang akan dihadiri langsung Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo.
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan, setelah melakukan rapat bersama Tim Kementerian Pertanian RI dan pihak Cimory pada Jumat (12/3) kemarin disepakati akan dimulainya program kerjasama ini dengan peletakan batu pertama.
“Rapat ini membahas mengenai lokasi dan teknis lainnya jelang proses dimulainya program tersebut, seperti pembuatan kandang, jumlah sapi perah hingga pelatihan kepada para kelompok ternak (plasma),” katanya, Sabtu (13/03/2021).
Program pengembangan sapi perah maupun industri susu sapi perah ini merupakan program super prioritas pemerintah daerah di sektor peternakan.
Dalam kerjasama ini, Pemkab Gowa bertanggungjawab dalam biaya pembuatan medium scale kandang inkubator atau dengan menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD), sedangkan pihak Kementan RI bertindak sebagai penyuplai sapi perah secara hibah. Sementara pihak PT Cimory bertanggungjawab sebagai offtaker atau pembeli hasil susu sapi perah.
“Ini juga merupakan upaya kita dalam memulihkan ekonomi masyarakat, karena dengan adanya program ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang otomatis akan mengurangi jumlah pengangguran kita. Pasalnya di masa pandemi banyak masyarakat kita terdampak PHK,” terang Adnan.
Sebelumnya, Fram Manager PT. Cisarua Mountain Dairy (Cimory) Dadang Suryana mengatakan, kerjasama yang dilakukan ini merupakan dukungan Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI.
“Ini bagian kita mensuport rencana Pak Menteri untuk meningkatkan pariwisata yang ada serta peningkatan produksi peternakan,” katanya belum lama ini.
Kerjasama ini akan dilakukan dalam bentuk pengembangan sapi perah hingga produk olahan. Untuk luasan lahan yang disiapkan pemerintah daerah sekitar 100 hektare (Ha).
“Untuk lokasinya pemerintah daerah menyiapkan di Kecamatan Tinggimoncong atau di eks Pabrik Markisa, Desa Kanreapia, Kecamatan Tompobulu, tapi kita sudah lihat lokasinya. Mungkin dengan dirjen peternakan yang nanti akan menentukan teknisnya seperti apa,” ujar Dadang.
Ia menyebutkan, untuk investasi yang akan disiapkan pada kerjasama ini sekitar 50 miliar untuk seluruh kerjasama. Dana investasi ini sudah termasuk dengan pembangunan pabrik susu perah, peternakan sapi perah hingga pengembangan desa wisata.
“Kita targetkan pembangunan pabriknya mulai dilakukan pada Agustus mendatang, tinggal kita lihat bagaimana progres dari pemerintah daerah,” katanya.
Untuk kapasitas produksi sapi perah yang akan dihasilkan melalui kerjasama ini ditargetkan bisa memproduksi 50 ton perhari.
“Kita bikin pabrik memang minimal produksi susunya seperti itu, untuk mendapatkan 50 ton susu sapi memang bukan hal mudah disini, tapi kita akan upayakan secara bertahap,” tutup Dadang. (Rhany)