Republiknews.co.id

Pemanfaatan Bioteknologi Farmasi dan Peningkatan Gizi Jadi Pembahasan Rakernas IAI di Makassar

Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar, saat menghadiri Rakernas IAI dan PIT 2025 di Hotel Claro Makassar, Kamis, (28/08/2025). (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sejumlah program prioritas menuju pembangunan kesehatan nasional menjadi fokus pembahasan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 2025 di Makassar.

Pertemuan yang dirangkaian dengan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ini berlangsung di Hotel Claro Makassar sejak 27 hingga 30 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi profesi apoteker untuk memperkuat kompetensi, sekaligus menyelaraskan peran mereka dalam tatanan kebijakan kesehatan nasional.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. Taruna Ikrar mengatakan, rekernas dan pertemuan tahunan ilmiah dihadiri sejumlah tokoh penting. Dimana, sifatnya bukan hanya menjadi agenda pertemuan rutin melainkan ruang strategis untuk memajukan ilmu kefarmasian.

Hal ini juga bersinergi dengan tema pertemuan yang diangkat tahun ini yakni “Semangat Memperkuat Kontribusi Apoteker Terhadap Pembangunan Kesehatan Indonesia”.

“Ini adalah pertemuan luar biasa, bukan hanya skala nasional, tapi juga bagian dari kontribusi ilmu farmasi Indonesia di level global,” katanya, di sela-sela pertemuan, Kamis, (28/08/2025).

Dalam pertemuan ini pula membahas sejumlah kebijakan dalam mendukung kesehatan nasional. Salah satunya di bidang kefarmasian untuk mendorong pemanfaatan bioteknologi. Pasalnya dunia farmasi saat ini telah berkembang ke arah yang lebih spesifik.

Lanjutnya, produk biologi yang terhubung dengan pengembangan medicinal product ini merupakan sistem pengobatan masa depan. Sehingga ilmu kefarmasian harus mulai mempersiapkan diri menuju ke arah itu.

“Terapi sel, terapi genetik, rekayasa DNA. Semua itu bukan lagi wacana, tapi realitas yang akan menjadi kunci penyembuhan penyakit-penyakit yang selama ini belum ada obatnya. Apoteker Indonesia harus siap berada di garis depan,” tutur Prof. Taruna.

Selain isu bioteknologi, pentingnya gizi dan ketahanan pangan juga menjadi isu fokus yang dibahas dalam pertemuan. Pasalnya, isu kesehatan masyarakat tidak hanya berkaitan dengan obat-obatan, tetapi juga erat dengan pola konsumsi masyarakat hari ini.

“Kalau kita bicara masa depan bangsa, kuncinya bukan hanya ekonomi, tapi juga kesehatan dan pemenuhan gizi. Ini sangat menentukan kualitas generasi mendatang,” tegasnya.

Di sisi lain, hal yang dibahas adalah bagaimana memperkuat kesiapan industri farmasi nasional di masa mendatang. Ini menjadi tujuan besar agar Indonesia tidak lagi sekadar menjadi konsumen obat global, melainkan menjadi pemain utama di negeri sendiri, bahkan mampu bersaing hingga ke luar negeri.

Untuk itu, BPOM berkomitmen mendukung iklim investasi dan inovasi di sektor farmasi. Dukungan ini mencakup kebijakan yang mempermudah pengembangan riset, sertifikasi, hingga percepatan produksi obat-obatan baru.

“Ilmu farmasi kita berkembang pesat, tapi harus diikuti dengan industri yang kuat. Indonesia harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekaligus tamu terhormat di negeri lain. Makanya, kami ingin menciptakan iklim yang kondusif agar teknologi kefarmasian bisa berkembang pesat di Indonesia,” jelasnya.

Termasuk bagaimana kedepannya IAI dapat berperan dalam membangun reputasi produk farmasi Indonesia agar mampu bersaing di pasar global. Upaya ini pun akan dilakukan dengan menjadikan Indonesia sebagai WHO Listed Uuthority atau setara dengan lembaga otoritas obat di Amerika dan Eropa.

“Jika Indonesia sudah diakui sebagai WHO Listed Authority, produk farmasi kita bisa dipasarkan bebas ke seluruh dunia. Itu tekad kita, agar produk dalam negeri layak menjadi alternatif utama, bahkan di negara lain,” kata Prof. Taruna.

Rakernas dan PIT IAI 2025 diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat peran apoteker Indonesia, tidak hanya dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga dalam riset, inovasi, dan pengembangan industri farmasi nasional.

Exit mobile version