REPUBLIKNEWS.CO.ID, TAKALAR — Pemerintah Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, menggelontorkan dana ratusan juta rupiah untuk pembuatan spanduk atau baliho sebagai media promosi wisata yang ada di Kabupaten Takalar.
Dana atau pagu yang digelontorkan pemerintah Kabupaten Takalar senilai Rp. 868.952.000, namun sesuai hasil penawaran beberapa perusahaan telah ditetapkan total kontrak anggaran baliho untuk di pasang di 24 Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan senilai Rp 826.745.000.
“Saya kira anggaran Rp 826.745.000 itu perlu kita pahami dulu, bahwasanya kegiatan ini untuk bagai mana menarik masyarakat yang di luar Takalar, bahkan warga yang tinggal di Takalar sendiri itu bisa datang berkunjung untuk menikmati wisata yang ada Kabupaten Takalar,” jelas Kabid Pariwisata Kabupaten Takalar Zainal Soedarman, Kamis (04/08/2022).
“Baik itu kuliner, kemudian wisata Pantai, wisata budaya, itu yang kami anggarkan, senilai Rp 800 juta lebih, jadi seperti itu bagaimana kami mempromosikannya, karena itu juga merupakan bagian dari tupoksi Dinas Pariwisata bagaimana meningkatkan kunjungan wisatawan datang ke Takalar, kemudian seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi nasional,” sambungnya.
Kabid Parawisata itu juga mengungkap jika Target pendapatan daerah di sektor Pariwisata sebanyak Rp50 Miliiar yang diberikan oleh DPRD Kabupaten Takalar di Semester Pertama ini tidak dicapainya.
“Sebelum kita berbicara Target, tahun tahun sebelumnya itu kami ditarget Rp 1 miliar, tiba-tiba ditahun 2022 ini naik diangka Rp 51 milar lebih. Kalau kita berbicara yang tahun kemarin, itu yang Rp 1 miliar tidak pernah kita dapat, sehingga, tahun ini, saya masuk bulan satu kemarin, saya melihat kita baru dapat Rp 520 juta, itu pendapatan dari wisata hiburan yang ada di Kabupaten Takalar. Ini yang kita harapkan, bagaimana melalui program yang kami laksanakan ini ada peningkatan untuk tahun-tahun kedepan, karena dengan masuknya kunjungan wisatawan ke Takalar, otomatis itu akan memberikan dampak baik, mulai dari peningkatan PAD itu sendiri maupun proses perekonomian di masyarakat, utamanya disekitar wilayah pariwisata,” jelas Zainal.
Kata Zainal Soedarman, tahun tahun sebelumnya Dinas Pariwisata hanya mendapatkan pemasukan diangka Rp500 juta lebih.
Ia mengaku, pendapatan disektor Pariwisata tidak memenuhi target, lantaran pihaknya terkendala oleh pengadaan alat mpost.
“Kami menagih pajak, baik pajak hiburan, wisatawan dan resto, harus memakai alat, dan alat itu belum kita miliki, sehingga target Rp 50 Miliiar pendapatan di semester pertama kita tidak dapatkan,” terangnya.
Alat Mpost ( Money Payment Online System) tersebut ialah alat yang digunakan menagih pajak secara online yang terhubung langsung dengan KPK dan aplikasi Daerah.
Dikatakannya, jika memasang alat itu setiap pajak, seperti pajak makanan 10 persen, dan pajak hiburan 20 persen, itu semua lansung masuk ke Aplikasi dan disitu tercatat.
“Alat yang tersedia dan yang terpasang sekarang ini hampir 30, sementara kebutuhan kita itu, data terakhir ada 248 yang harus kami pasangi alat,” sebutnya.
Mengenai pembuat baliho yang menelan anggaran ratusan juta rupiah, Zainal Soedarman menjelaskan jika baliho itu akan dipasang di 24 Kabupaten Kota se Sulsel.
Contoh misalnya, Kota Makassar itu akan dipasang sekitar 600 titik Baliho, dan pemasangan Baliho dibagi dalam 6 tahapan, dan tahap pertama itu akan dipasang 100 baliho.
Sementara untuk Kabupaten Kota lainya, seperti mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sampai Kabupaten Pinrang, ada 167 baliho yang akan dipasang di tahap pertama.
Total keseluruhan baliho yang akan dipasang di 24 Kabupaten Kota di Sulawesi Selatan Kata Kabid Pariwisata, berjumlah 7.548 baliho dengan total kontrak anggaran Rp. 826.745.000 dari total pagu senilai Rp. 868.952.000.
“jadi kita bisa berhitung sendiri, misalnya jumlah baliho 7.548 ukuran 1×4 saja itu bisa kenanya berapa,” tanya Kabid Pariwisata.
Ukuran baliho yang akan dipasang ialah 1×4 dengan 2×3 ada dalam bentuk spanduk ada dalam bentuk baliho.
lanjutnya, Sampai saat ini, sudah ada yang terpasang sekitar 50 an, dan ada di wilayah Takalar.
“Setiap laporan yang masuk, kami meminta laporannya dengan cara memfoto melalui aplikasi open kamera, disitu akan muncul titik koordinat, waktu dan lokasi, jadi setiap pemasangan dan difoto melalui aplikasi open kamera akan terbukti,” pungkasnya.
Untuk dari Makassar sampai ke Bira Kabupaten Bulukumba, kurang lebih 183 titik untuk tahap pertama.
untuk pemasangan baliho/spanduk ditahap pertama di 24 Kabupaten Kota di sebutkan ada sekitar 1.258 baliho.
“Kota Makassar sampai Pinrang itu 167, kota Makassar sendiri sekitar 100, gerbang Gowa sampai pelabuhan Bira Bulukumba 183, Parepare sampai Belopa 166, Belopa sampai Malili 227, Anabanua-Bulukumba 238, Enrekang-Toraja Utara 93, Maros Camba 49 dan kota Selayar 35,” paparnya.
Desain balihonya sendiri dikatakan akan berganti ganti, seperti ditahap pertama ini, yakni desain balihonya nuansa Kuliner, tahap kedua masuk desain wisata Pantai, kemudian berikutnya wisata Buatan, Budaya, Alam dan seterusnya.
