REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA – Penerapan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Universitas Negeri Makassar (UNM) bersama Pemerintah Kabupaten Gowa akan segera dimulai.
Hal ini setelah dilakukannya pertemuan kembali antar kedua belah pihak hingga memasuki masa finalisasi. Program MBKM ini pun rencananya akan disinergikan dengan empat sektor pendukung pembangunan daerah. Antara lain, sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan pariwisata.
“Lewat program ini nantinya kegiatan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi baik itu KKN atau yang lain sudah difasilitasi dengan data potensi desa – desa yang sudah disediakan,” kata Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni pada Diseminasi Hasil Penelitian Terapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Tahun 1, di Baruga Karaeng Galesong, Kantor Bupati Gowa, Senin (24/1/2022) kemarin.
Ia menyampaikan, di tahun ini Kabupaten Gowa akan menerima program KKN Tematik dari Universitas Muhammadiyah se- Indonesia. Di mana program ini akan diikuti sekitar 1.000 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa.
“Dengan adanya data-data yang dihasilkan dari program MBKM tentunya sebelum memulai program lainnya sudah ada rancangan apa yang akan dikerjakan. Sehingga, mahasiswa tidak lagi bingung dengan program yang disusunnya,” terangnya.
Sementara, Ketua Tim Peneliti Terapan MBKM UNM, Prof Eko Hadi Sujiono menerangkan, MBKM merupakan program untuk mewujudkan visi pemerintah pusat yaitu ‘SDM Unggul, Indonesia Maju 2045’.
“MBKM ini juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang standar nasional pendidikan tinggi dimana terdapat pasal 18 ayat (3) yang telah dioperasionalkan sebagai implementasi MBKM,” jelasnya.
Prof Eko menyebutkan, dalam penelitian terapan MBKM ini, ada tiga hal yang menjadi pokok penelitian. Pertama, pembentukan sistem informasi geografis potensi wilayah. Kedua, pengembangan website sistem informasi penelitian MBKM, dan ketiga adalah draf naskah akademik terkait standar operasional prosedur (SOP) dan pelaksanaan MBKM di wilayah pelaksanaan (Kabupaten Gowa).
Menurutnya, kedepannya program ini akan mencakup penerapan MBKM melalui KKN tematik, desa inovasi, dan proyek pengembangan desa yang semuanya akan dikerjasamakan dengan Pemerintah Kabupaten Gowa.
“Nantinya mahasiswa akan diberikan kesempatan tiga semester beraktivitas di luar kampus. Tujuannya agar sedini mungkin mahasiswa mengenali bidang profesinya sehingga lulusan perguruan tinggi bukan hanya menjadi sasaran calon tenaga kerja, tetapi menjadi penyedia lapangan kerja,” tegas Prof. Eko.
Penerapan MBKM ini memilih Kabupaten Gowa sebagai salah satu pilot program yang dijalankan oleh Kemendikbud sebab dinilai memiliki potensi untuk menjadi wilayah percontohan penerapan program.
“Telah ada pembicaraan sebelumnya dengan Pemkab Gowa bahwa nantinya ini akan menjadi laboratorium nyata yang akan digunakan bagi dosen dan mahasiswa untuk berkegiatan sehingga akan dirancang suatu peraturan bupati supaya jelas payung hukumnya,” tutupnya. (*)