REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAROS — Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Maros telah mencapai Rp131 miliar dengan menyasar 2.363 debitur atau pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, OJK Sulselbar Arif Machfoed mengatakan, dari realisasi penyaluran kredit kepada UMKM di Sulawesi Selatan periode Februari 2025 sebesar Rp61,31 triliun sebanyak Rp131 miliar terdistribusikan ke Kabupaten Maros.
“Ini tentunya mencerminkan kontribusi aktif daerah dalam mendukung pembiayaan bagi pelaku usaha UMKM,” katanya, saat menghadiri Rapat Koordinasi OJK Sulselbar bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Maros, Ruang Baruga B, Kantor Bupati Maros, kemarin.
Kemudian, dari sisi penyaluran kredit secara umum telah mencapai Rp3,19 triliun dengan pertumbuhan 2,45 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pada penyaluran kredit tersebut pun banyak yang mengalir ke sektor produktif.
Antara lain, sektor perdagangan sebesar 53,10 persen, pertanian sebesar 19,95 persen, dan jasa kemasyarakatan sebesar 7,58 persen. Hal ini menunjukkan arah intermediasi keuangan yang mendukung sektor riil daerah.
“Kami juga melihat bahwa meskipun di tengah tekanan ekonomi global, perekonomian Kabupaten Maros tetap tumbuh sebesar 3,79 persen sepanjang 2024,” katanya.
Arif mengungkapkan, dari sisi sektor keuangan, kinerja perbankan daerah juga menunjukkan capaian positif. Dimana pada periode Februari 2025, total aset perbankan tumbuh 2,58 persen secara tahunan dengan jumlah yang mencapai Rp3,16 triliun.
“Hal ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang ada di Kabupaten Maros saat ini,” ungkapnya.
Dalam pertemuan tersebut juga dipaparkan kondisi indikator makro Kabupaten Maros berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) setempat. Diantaranya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp28,62 triliun, sementara harga konstan sebesar Rp14,75 triliun.
Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Maros didorong oleh sektor prioritas. Antara lain, transportasi dan pergudangan sebesar 40,92 persen, pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai 14,79 persen, serta industri pengolahan sebesar 14,79 persen. Kondisi ini pun menunjukkan bahwa fondasi ekonomi Kabupaten Maros cukup beragam dan tangguh.
Sebelumnya, OJK Sulselbar bersama TPAKD Kabupaten Maros merumuskan sejumlah strategi dalam mempercepat akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat melalui rapat koordinasi. Pertemuan ini sebagai bentuk sinergi antar instansi dalam mendorong akselerasi inklusi keuangan dan penguatan ekonomi daerah.
“Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian program kerja tahun di 2024 lalu, serta merumuskan strategi di 2025 dalam mendorong akses keuangan bagi masyarakat,” terang Arif Machfoed.
Ia pun berharap, melalui Rakor TPAKD Kabupaten Maros, perluasan akses keuangan diharapkan dapat melahirkan program-program inovatif. Tentunya, yang akan menjawab kebutuhan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
Sementara, Wakil Bupati Maros A. Mue’tazim Mansyur mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh tentunya patut diapresiasi. Pencapaian ini pun tentunya tidak terlepas dari kontribusi sektor jasa keuangan, maupun peran strategis TPAKD Kabupaten Maros.
Ia menerangkan, melalui Rakor TPAKD Kabupaten Maros ini pihaknya telah menetapkan beberapa program kerja untuk dijalankan di tahun ini. Antara lain, pengembangan ekonomi daerah melalui sektor prioritas pemerintah daerah, memfasilitasi akses keuangan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor prioritas binaan pemerintah daerah, dan mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
“Termasuk pula memfasilitasi ekosistem keuangan inklusif di wilayah pedesaan dengan mengagas program Desa Ketahanan Pangan,” katanya.
Progam lainnya yakni, mendorong budaya menabung sejak dini dengan target Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) atau One Student One Account (OSOA), mendorong percepatan akses keuangan melalui digitalisasi produk atau layanan keuangan melalui produk dan layanan QRIS, serta akselerasi pemanfaatan produk atau layanan pasar modal yang merupakan program Tematik Nasional 2025.