Republiknews.co.id

Perpisahan PPRSAR Mulia Satria, Cetak Puluhan Anak Berbakat dan Kompeten Dibidang Sosial

Acara Perpiasahan Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja (PPRSAR) Mulia Satria, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BANJARBARU — Kemeriahan saat penutupan Panti Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Anak dan Remaja (PPRSAR) Mulia Satria Kalimantan Selatan bertempat di Aula Budi Satria, Jalan Jendral Ahmad Yani, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru. Panggung seni diisi oleh penampilan anak-anak berbakat yang memiliki kemampuannya selama dibina, seperti menari, nyanyi, silat, qori dan sebagainya.

Program Rehabilitasi Sosial Penerimaan Manfaat/Klien ini dihadiri oleh kepala Panti asal Banjarbaru, Kotabaru, Tanah Laut, Balangan hingga Hulu Sungai (Banua Anam).

Kepala PPRSAR Mulia Satria Kalimantan Selatan, Ai Sumarni melaporkan bahwa tempat pembinaan ini menjadi kegiatan teknis dalam bidang perlindungan, pelayanan, dan bimbingan rehabilitasi sosial bersifat promotif dalam bentuk pengetahuan dasar pendidikan.

“Tugas teknis kami dalam pembinaan bagi balita, anak dan remaja terlantar, bahkan anak tersandung hukum. Sekalipun terkait kekerasan terhadap anak,” ucap Sumarni kepada Republiknews.co.id, Selasa (28/06/2022) siang kemarin.

Sumarni manyampaikan, bimbingan untuk anak-anak binaan dari PPRSAR Mulia Satria ini diantaranya, yaitu bimbingan fisik, mental keagamaan, sosial hingga keterampilan. Kata dia, keterampilan meliputi otomotif, mengemudi, Las Duco, pertukangan meubel, meubel aluminium glass, tata rias, menjahit, bordir, sasirangan, elektronik, komputer, tata boga, service HP, dan servis sepeda motor.

“Dari hasil program 2022 ini, sebanyak 100 orang yang dibina,” ujarnya.

Di antaranya, peserta Banjarmasin (3), Banjarbaru (3), Barito Kuala (7), Banjar (8), Tapin (2), Hulu Sungai Selatan (20), Hulu Sungai Tengah (6), Hulu Sungai Utara (7), Balangan (13), Tabalong (10), Tanah Laut (5), Tanah Bumbu (8) dan Kotabaru (8).

Dalam sambutan, Sumarni menyebut satu per satu peserta berbakat yang dimiliki anak panti tersebut. Hasil dari penilaian, dia mencatat beberapa orang yang patut diberikan penghargaan tinggi diantara puluhan anak panti lainnya.

“Dari cabang menjahit. Noor Laila asal Tabalong, Khairunnisa asal Banjarmasin dan ketiga, Aulia Rahmah dari Kabupaten Balangan,” sebut Sumarni.

Lanjut Sumarni, bidang Tata Rias yakni Khairani dan Khair Yana asal Balangan, Mirayati asal Tapin, dan Barbershop adalah Rahmat Maulana (Kotabaru), Muhammad Lutfi (Hulu Sungai Selatan), Muhammad Dafhi (Hulu Sungai Tengah). Selebihnya, peraih penghargaan dibidang otomatif, komputer, elektronik dan meubel aluminium.

“Anak yang lulus ditingkat SLTA, sebanyak 24 orang. Dari jumlah itu yang masuk ke Perguruan Tinggi, ada 10 orang. Selamat,” serunya.

Kepada anak-anak, Sumarni berterimakasih telah menjadi remaja yang baik dalam pembinaan ini. Baik segala keceriaan, kata dia, maupun keisengan yang terjadi di panti.

“Kami belum mampu menjadi orangtua yang baik untuk kalian. Selesailah program ini, tetapi bukan akhir dari segalanya. Namun, setelah keluar menjadi sosok yang sesungguhnya di masyarakat,” ungkap Sumarni, penuh haru.

Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Provinsi Kalimantan Selatan, Siti Nuriyani merasa puas atas kinerja dari pihak PPRSAR selama ini. Upayanya itu, dia apresiasi telah menuntun anak-anak dalam proses pembinaan, hingga terbentuk menjadi remaja yang utuh secara fisik, mental dan aspek lainnya.

“Sesuai peraturan Gubernur Kalsel, sesuai tugas dan teknisnya kini Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Budi Mulia dengan Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria bisa bersatu,” ujarnya.

Output dari pembinaan, kata Nuriyani, tumbuh kembang seorang anak dapat dilihat bagaimana mempertunjukkan dirinya ke hadapan publik. Kata dia, melalu keterampilan yang dimiliki maka seorang anak akan berkontribusi ke masyarakat.

“Tentu menjadi mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat. Sesuai norma yang diajarkan,” ungkap Nuriyani.

Menurutnya, anak adalah cerminan positif ke masa depan bangsa. Kata Nuriyani, anak menjadi tangguh apabila aspek intelegensi sosial dan spritualnya tumbuh. “Jangan pernah berhenti dalam belajar, tanamkan itu,” pungkasnya.

Sekadar diketahui bahwa sepulang dari panti, anak-anak remaja dari pelbagai daerah itu dibekali alat sesuai bidangnya masing-masing. Dan akan dipantau perkembangan mereka saat terjun ke masyarakat, sesuai harapan dan output dari program Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan.

Exit mobile version