REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE – Petani Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Merauke diberi pembekalan tentang teknik budidaya tanam jagung dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diprakarsai oleh Kementerian Pertanian RI bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI yang dilaksanakan di Kabupaten Merauke, Papua.
Budidaya tanam jagung bagi orang asli Papua menjadi penunjang program ketahanan pangan nasional selain beras. Petani lokal diharapkan mengadopsi pengetahuan tentang teknik menanam jagung sehingga bisa menghasilkan produk unggul dan berkualitas yang mampu bersaing di pasaran global.
Anggota Komisi IV DPR RI Partai NasDem Sulaeman L. Hamzah mengungkapkan pemerintah pusat melalu Kementerian Pertanian tengah menggalahkan program swasembada pangan berupa padi, jagung dan kedele (pajalele). Khusus program swasembada padi sudah cukup optimal hanya jagung dan kedele yang produksinya masih terbatas.
“Memang tiga komoditas ini yang diupayakan untuk bisa berswasembada. Jagung sekalipun produksinya terbatas, tapi kita sudah ekspor ke negara lain sejak 2015. Negara sasaran diantaranya Filipina dan Korea Selatan,” ungkap Sulaeman Hamzah.
Pemerintah pusat, kata Sulaeman, memprogramkan budidaya tanaman jagung di Papua mengingat wilayah tersebut memiliki potensi lahan yang cukup baik untuk pertumbuhan dan pengembangannya. Oleh karena itu pemerintah juga berkomitmen melibatkan petani asli Papua dalam upaya pengembangan jagung.
“Merauke sangat potensial, khususnya di Distrik Ulilin, Eligobel, Muting dan Jagebob. Masyarakat Suku Marind Papua menyediakan lahan seluas 180 ribu hektar untuk pengembangan tanaman jagung. Makanya kita berikan bimtek untuk petani asli Papua agar bisa mulai mengembangkan jagung,” kata Sulaeman Hamzah.
Potensi tanaman jagung, menurutnya, perlu terus dibudidayakan dan dikembangkan secara luas dan sekaligus dipasarkan di wilayah Merauke dan daerah lainnya di kawasan Papua.
Sementara itu, salah seorang petani asli Papua asal Kampung Urumb, Distrik Semangga, Isayas kepada media ini mengungkapkan bahwa permintaan jagung untuk pakan ternak di Merauke cukup tinggi karena itu kelompok tani Urumb ingin agar budidaya tanaman jagung terus dikembangkan di wilayah ini.
“Kami baru saja mengikuti bimbingan teknis (bimtek) teknik budidaya dan pascapanen jagung yang diselenggarakan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan anggota DPR RI, Sulaeman Hamzah,” ujar Isayas kepada media ini.
Dalam kegiatan bimtek, aku Isayas, pihaknya memperoleh ilmu pengetahuan tentang cara budidaya tanaman jagung dengan sentuhan teknologi, proses panen dan pascapanen hingga pemasarannya.
“Kalau untuk padi sudah sering ada bimtek, tapi jagung ini baru yang pertama untuk kami. Ternyata potensinya sangat besar, karenanya kami ingin belajar pengembangan jagung,” ucapnya.
Isayas menambahkan, kelompok tani asli Papua di Urumb telah menyiapkan lahan seluas 50 hektar untuk budidaya tanaman jagung. Saat ini beberapa hektar lahan diantaranya telah ditanami jagung.
“Jenis jagung yang kami tanam ini khusus pakan ternak, karena permintaan paling banyak untuk pakan ternak. Kami juga berharap dukungan pemerintah daerah Merauke,” pungkasnya.
Petani Orang Asli Papua di Merauke Dibekali Teknik Budidaya Tanaman Jagung

Kegiatan Bimtek Budidaya Tanaman Jagung kepada Orang Asli Papua di Merauke. (Foto: Hendrik/Republiknews.co.id)