Republiknews.co.id

Pilwali Makassar 2020: Imun Fokus Pengembangan UMKM

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Bakal pasangan calon (Bapaslon), wali kota dan wakil wali kota Makassar, Irman Yasin Limpo – Andi Zunnun Nurdin mendeklasikan dirinya maju pada Pilwalkot Makassar. Bapaslon ini ingin fokus pada pengembangan UMKM.

Pada deklarasi yang yang berlangsung di Celebes Convention Center (CCC).Selasa, (02/09/2020) malam kemarin. Bapaslon yang identik dengan nama Imun tersebut bahkan sudah melaunching aplikasi bernama PiNO.

Aplikasi ini, adalah aplikasi market place untuk UMKM berstandar lokal yang diinisiasi oleh Irman Yasin Limpo dan Andi Zunnun.

Tak hanya adanya aplikasi ini, Imun juga berjanji untuk memberikan kemudahan perizinan dan akan berusaha membuat 1.000 UMKM Go Internasional.

Menurut None, sebenarnya hadirnya aplikasi ini untuk memudahkan para pelaku bisnis kedepannya. Melalui aplikasi ini nantinya pula orang tak lagi harus face to face bila ingin bertransaksi.

“Perkembangan digital, kedepan harus kita hadapi,” kata Irman, tadi malam di sela deklarasi dirangkaikan dengan Imun Expo yang menghadirkan sejumlah UMKM seperti penjual Bakso, Nasi Goreng, dan minuman siap saji lainnya.

Lebih jauh pada deklarasi ini, Irman membeberkan, aplikasi ini sebenarnya sudah terintegrasi dengan partner logistik dan juga payment gateway.

Yang mana melalui aplikasi ini, orang bisa bertransaksi seperti membeli pulsa, paket data, telpon dan SMS. “Bahkan, PLN prabayar,” bebernya.

Selain fokus pada pengembangan UMKM, Imun juga berjanji untuk memajukan dunia pendidikan di Makassar. Bentuknya, memberikan beasiswa pada pelajaran berprestasi.

Jangan Hanya Janji

Pengamat Politik Unhas, Andi Ali Armunanto, mengatakan, sejauh ini sektor pendidikan dan UMKM adalah dua hal yang menjadi bahan jualan sejumlah kandidat pada Pilkada. Pasalnya, dua sektor ini memang sangat bersentuhan dengan masyarakat.

Olehnya itu, kata Andi Ali, harus dicermati secara matang adalah apakah program yang ditawarkan oleh kandidat itu bersentuhan langsung dan tepat sasaran.

“Sekarang sudah banyak program yang hanya sebatas janji dan setelah terpilih tak bisa direalisasikan,” ujarnya.

Misalnya, kata Andi Ali, pada sektor UMKM. Apabila menciptakan program atau aplikasi maka aplikasi tersebut harus benar-benar bisa digunakan oleh pelaku usaha. Jangan sampai hanya bisa dipakai oleh orang tertentu saja.

“Mestinya, yang harus disentuh sekarang ini adalah pedagang konvensional. Apalagi kalau melihat perkembangan sekarang ini, hanya sekitar 30 persen saja yang tahu mengoptimalkan aplikasi yang ada,” bebernya.

Sedangkan pada sektor pendidikan, kata Andi Ali, adalah persoalan beasiswa dan terpenting bagaimana memberikan edukasi kepada guru-guru agar bisa mengajar secara online.

“Yang terpenting pula adalah bagaimana menyiapkan untuk para pelajar ini sebuah kuota internet sebagai pendukung agar bisa mengakses internet sebagai medium belajar mereka,” tutupnya.(*)

Exit mobile version