Republiknews.co.id

Pinjaman Masyarakat di Layanan Pindar Tumbuh 22,01 Persen, Capai Rp84,66 Triliun

Ilustrasi pinjaman daring (pindar). (Dok. Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Pinjaman masyarakat dalam layanan pinjaman daring (Pindar) mengalami pertumbuhan positif hingga 22,01 persen secara nasional. Hal ini membuktikan bahwa industri Pindar masih tumbuh dengan solid, khususnya hingga Juli 2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman mengatakan, jika dilihat pada capaian outstanding pembiayaan Pindar berhasil tumbuh sebesar 22,01 persen secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp84,66 triliun.

“Pertumbuhan Pindar ini memang mengalami sedikit perlambatan dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 25,06 persen yoy. Namun secara nominal tetap menunjukkan peningkatan dan mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap akses pembiayaan digital,” ujar Agusman dalam keterangan resminya, kemarin.

Dari sisi risiko, ia menjelaskan tingkat wanprestasi lebih dari 90 hari (TWP90) pada industri Pindar berada pada posisi 2,75 persen pada Juli 2025, lebih baik dibandingkan Juni 2025 yang tercatat 2,85 persen.

“Ini menunjukkan kualitas pinjaman daring secara agregat masih terkendali, dengan tren perbaikan dari sisi tingkat risiko kredit,” tambahnya.

Menurutnya, perkembangan positif ini menjadi bukti bahwa industri Pindar semakin berperan dalam memperluas akses keuangan masyarakat. Sekaligus tetap menjaga prinsip kehati-hatian agar kualitas aset terjaga.

Sebelumnya, Agusman juga mencatat bahwa di sektor piutang pembiayaan pada perusahaan pembiayaan juga tumbuh 1,79 persen secara tahunan menjadi Rp502,95 triliun. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pembiayaan modal kerja yang meningkat 8,86 persen yoy.

“Profil risiko perusahaan pembiayaan tetap terjaga. Paa rasio Non Performing Financing (NPF) gross berada di level 2,52 persen dan NPF net sebesar 0,88 persen,” ujarnya.

Ia menjelaskan, gearing ratio PP tercatat sebesar 2,21 kali, turun dari posisi Juni 2025 sebesar 2,24 kali, dan jauh berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yaitu 10 kali. Dari sisi pembiayaan modal ventura, juga terjadi pertumbuhan sebesar 1,33 persen yoy pada Juli 2025, dimana kondisi tersebut lebih tinggi dibanding Juni 2025 yang sebesar 0,84 persen yoy.

“Nilai pembiayaan tercatat Rp16,40 triliun pada Juli, meningkat dari Rp16,35 triliun di bulan sebelumnya,” jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), tren pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) juga terus meningkat. Berdasarkan data yang ada pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Juli 2025 tumbuh 56,74 persen yoy menjadi Rp8,81 triliun, dengan rasio NPF gross menurun menjadi 2,95 persen dari 3,26 persen pada Juni 2025.

“Pertumbuhan pembiayaan digital seperti BNPL cukup signifikan, namun kualitas aset masih dalam batas yang terjaga,” kata Agusman.

Exit mobile version