REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Kinerja sektor Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, dan Lembaga Keuangan Lainnya (PVML) secara nasional masih menunjukkan kinerja positif hingga Juli 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga PVML OJK, Agusman, mengatakan bahwa piutang pembiayaan di perusahaan pembiayaan tumbuh 1,79 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp502,95 triliun. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh pembiayaan modal kerja yang meningkat 8,86 persen yoy.
“Profil risiko perusahaan pembiayaan tetap terjaga. Paa rasio Non Performing Financing (NPF) gross berada di level 2,52 persen dan NPF net sebesar 0,88 persen,” ujar Agusman dalam keterangan resminya, kemarin.
Ia menjelaskan, gearing ratio PP tercatat sebesar 2,21 kali, turun dari posisi Juni 2025 sebesar 2,24 kali, dan jauh berada di bawah batas maksimum yang ditetapkan OJK yaitu 10 kali.
Dari sisi pembiayaan modal ventura, juga terjadi pertumbuhan sebesar 1,33 persen yoy pada Juli 2025, dimana kondisi tersebut lebih tinggi dibanding Juni 2025 yang sebesar 0,84 persen yoy.
“Nilai pembiayaan tercatat Rp16,40 triliun pada Juli, meningkat dari Rp16,35 triliun di bulan sebelumnya,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), tren pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) juga terus meningkat. Berdasarkan data yang ada pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan pada Juli 2025 tumbuh 56,74 persen yoy menjadi Rp8,81 triliun, dengan rasio NPF gross menurun menjadi 2,95 persen dari 3,26 persen pada Juni 2025.
“Pertumbuhan pembiayaan digital seperti BNPL cukup signifikan, namun kualitas aset masih dalam batas yang terjaga,” kata Agusman.
Dengan capaian ini, OJK menilai sektor PVML masih solid dengan profil risiko yang terkendali, serta berpotensi terus berkontribusi pada pemulihan dan penguatan perekonomian nasional.