REPUBLIKNEWS.CO.ID, SULUT — PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melalui program PLN Peduli mengajak masyarakat Sulawesi Utara agar terus melestarikan dan menjaga habitat Monyet Hitam Sulawesi (Macaca Nigra) atau biasa disebut Yaki.
Dalam upaya ini, PLN berkolaborasi dengan Selamatkan Yaki. Dimana program konservasi yang telah dilaksanakan sejak 2022 hingga 2024 konsisten dilakukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa Yaki merupakan satwa yang sangat terancam punah.
“Sehingga keberadaannya harus dilindungi karena hanya berada di pulau Sulawesi,” terang Program Manager Selamatkan Yaki Reyni Palohoen, dalam keterangannya, Sabtu, (31/08/2024).
Baca Juga : Masyarakat Barru Inginkan Andi Sudirman Kembali Pimpin Sulsel
Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui dukungan pada kegiatan Forum Masyarakat Konservasi Hutan (FMKH) di sekitar kawasan Suaka Margasatwa (SM) Manembo-nembo. Kegiatan FMKH yaitu pertemuan bersama dan agenda rapat triwulan yang diselenggarakan pada awal bulan Agustus 2024 di Tasik Ria Resort.
Di mana pada pertemuan tersebut hadir perwakilan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Selamatkan Yaki, dan anggota FMKH Manembo-nembo yang berasal dari Desa Poopoh, Desa Munte, dan Desa Wawona.
Menurut Reyni, pada 2024 terdapat beberapa program utama dari Selamatkan Yaki yang didukung oleh PLN. Salah satunya, penguatan Komunitas FMKH sebagai perpanjangan tangan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai ancaman kepunahan Yaki, dan pentingnya menjaga satwa liar, termasuk habitatnya.
Baca Juga : Digelar 3 Kali, Ini Jadwal Debat Publik Cagub dan Cawagub Papua Selatan
“Ada pula patroli penghalauan Yaki, pemasangan papan reklame billboard sebagai media kampanye, dan aksi bersih pantai di Taman Wisata Alam yang merupakan habitat Yaki pada September 2024 nanti,” jelasnya.
Sementara, Senior Manager Perizinan, Pertanahan dan Komunikasi UIP Sulawesi Nur Akhsin mengungkapkan, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif dalam pelestarian lingkungan terutama habitat Macaca Nigra yang sudah masuk dalam kategori sangat terancam punah.
Lanjutnya, program ini merupakan komitmen PLN dalam menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) serta salah satu bentuk penerapan prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) guna mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.
Baca Juga : Progres Pembangunan Jembatan dalam Program TMMD ke-122 Sudah Capai 37 Persen
“Kami berupaya untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung kegiatan yang memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Ia mengaku, selama 3 tiga tahun, PLN konsisten menyelamatkan Yaki dan habitatnya, berbagai dukungan telah diberikan mulai dari penyediaan alat kesehatan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoki, sosialisasi di lokasi-lokasi strategis yang merupakan pusat keramaian Kota Bitung, penanaman pohon, dan pembersihan pantai di lokasi habitat Yaki.
“Termasuk penerapan prinsip ekowisata melalui pelatihan pramuwisata bagi masyarakat sekitar konservasi yang diberdayakan menjadi tour guide, patroli penghalauan Yaki, kampanye lindungi satwa liar melalui berbagai media, dan kegiatan lainnya guna menjalankan upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan,” tutup Nur Akhsin.