REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Komitmen PT PLN (Persero) dalam meningkatkan pasokan dan keandalan kelistrikan di Sulawesi Selatan dilihat dengan rencana pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulsel Barru-2 berkapasitas 100 megawatt (MW).
Sebelum dioperasikan, secara resmi terlebih dahulu dilakukan sinkronisasi perdana dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan pada 11 April 2022 lalu.
PLTU Sulsel Barru-2 ini berlokasi di Desa Lampoko, Kecamatan Balusu, Kabupaten Barru.
“PLTU baru ini merupakan salah satu Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030,” kata Manager Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Selatan Rahmat Nichol Fauzen dalam keterangannya, Rabu (13/04/2022).
Selain itu, hal ini merupakan bentuk komitmen PT PLN dalam meningkatkan keandalan suplai listrik dan pelayanan kepada pelanggan sehingga dapat mendorong investasi di Sulawesi khususnya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat yang terkoneksi ke dalam Sistem Kelistrikan Sulbagsel.
Nichol menjelaskan, sinkronisasi perdana ini merupakan salah satu milestone dari pembangunan PLTU setelah melalui serangkaian tahapan pengujian atau komisioning.
Sebelum pelaksanaan sinkronisasi tersebut, PLTU Sulsel Barru-2 telah mengantongi Rekomendasi Laik Sinkron (RLS) yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi sebagai lembaga yang menjalankan kegiatan sertifikasi di bidang ketenagalistrikan dan telah terakreditasi.
Selanjutnya, Tahapan yang akan dilewati setelah sinkronisasi perdana yaitu, Load Up (Excitation System), Combustion Tuning, Runback, Load Swing, Shutdown – Start up Test, Load Rejection, Reliability Run, dan Performance Test.
Setelah semua tahapan pengujian pembangkit sudah berhasil dilalui maka pembangkit dapat beroperasi secara komersial (COD) yang ditargetkan pada pertengahan 2022 ini.
“PLN senantiasa mendukung transisi energi, hal ini dibuktikan dengan penggunaan teknologi pada PLTU yang terus berkembang dan ramah lingkungan di mana sudah dipersiapkan untuk implementasi Co-Firing,” tegasnya.
Lanjutnya, PLN terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik sehubungan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi setelah pandemi.
Selain itu, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik akibat pertumbuhan industri smelter di wilayah Sulawesi mengingat kebutuhan listrik untuk fasilitas smelter di Sulawesi diprediksi akan mencapai lebih dari 6.000 marker value added (MVA).