REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA – PMII Nusantara menggelar dialog akhir tahun dengan tema “Refleksi Akhir Tahun: Kepemimpinan Jokowi, Indonesia Maju atau Mundur?” di Sekretariat PB PMII, Kamis (30/12/2021).
Salah satu narasumber yang hadir dalam dialog tersebut adalah Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Ucok Sky Khadafi.
Ucok menilai kondisi Indonesia saat ini sungguh banyak perbedaan dari segi sektor pendekatan ekonomi zaman Soeharto dan Jokowi.
“Pada zaman Soeharto itu Cina selalu dibatasi dalam gerakan menanam saham perekonomian yakni hanya diberikan pembangunan ataupun bisnis di bidang perbankan. Nah, sedangkan di era Jokowi saat ini Cina sudah masuk hingga pada sektor perekonomian yang mencapai tingkatan globalisasi seperti misalkan di ranah proyek-proyek besar (pembangunan kereta cepat), dan proyek pengadaan yang sumber dananya dari APBN. Dalam hal ini Cina sudah sangat mempengaruhi dari pengelolaan pendapatan hingga kanca nasional,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa hadirnya Cina di Indonesia dapat mengakibatkan konflik ekonomi tingkat global antara Cina dan negara Eropa/ Amerika terkait pembangunan kereta cepat.
“Jokowi tidak mampu mengimbangi pengaruh Cina ke Indonesia yang step by step berupaya untuk menguasai sektor perekonomian maupun maritim Indonesia,” cetusnya.
Selain menyoroti kinerja Presiden, Ucok juga mengkritisi kinerja lembaga legislatif. Menurutnya DPR RI hanya menjadi “Tukang stempel pemerintah”.
“Pasalanya kritik yg seharusnya dilontarkan oleh setiap wakil rakyat malah bungkam tanpa suara, karena tidak adanya mental keberadaan untuk mengawasi eksekutif secara real,” pungkasnya.
Ucok juga menyoroti soal gerakan mahasiswa saat ini. Menurutnya gerakan mahasiswa zaman Soeharto dan saat ini sangat jauh berbeda.
“Dulu zaman pelengseran Soeharto mahasiswa mengadakan konsolidasi serta kajian hingga berbulan-bulan, makanya mendapatkan keberhasilan yang optimal, sedangkan mahasiswa saat ini gimana mau bergerak hingga berbulan-bulan, sedikit gesekan aja sudah mundur,”
“Dan yang paling ironis nya lagi jaman pandemi menguntungkan Presiden Jokowi terkait kurangnya mahasiswa yang turun ke jalan, demonstrasi, serta kepedulian sosial yang minim terhadap dekadensi atau kemunduran kinerja pemerintah,” sambungnya.
Untuk diketahui, dialog ini dihadiri oleh kader-kader PMII dari berbagai daerah di Indonesia yang saat ini menduduki Sekretariat PB PMII. (*)