REPUBLIKNEWS.CO.ID, PAREPARE – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Parepare menerima kunjungan mahasiswa Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam rangka peninjauan pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan C bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Senin (14/10/2024).
Kepala Lapas IIA Parepare, Totok Budiyanto dalam sambutannya, menjelaskan Lapas Parepare telah menindaklanjuti kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Parepare dengan menjaring 30 peserta didik baru untuk Tahun Ajaran 2024/2025.
Program ini resmi dimulai pada 15 Juli 2024 dan diikuti oleh warga binaan yang ingin melanjutkan pendidikan setara SD, SMP, dan SMA. Sebelumnya, sebanyak 22 warga binaan telah menyelesaikan pendidikan mereka pada tahun ajaran 2023/2024 dan menerima ijazah pada 15 Juli 2024.
Kepala Lapas Parepare menekankan pentingnya pendidikan bagi warga binaan yang belum menyelesaikan jenjang SD, SMP, atau SMA. “Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. Program ini memberikan kesempatan bagi warga binaan yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan dan memperoleh ijazah sebagai bekal masa depan,” ujar Totok.
Totok juga mengajak warga binaan yang telah menerima ijazah untuk terus semangat belajar dan tidak berhenti meningkatkan diri. “Mari semangat untuk bangkit,” ajaknya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare, HM Makmur Husein, mengapresiasi Lapas IIA Parepare atas komitmennya dalam memberikan pendidikan kepada WBP. “Ini hal luar biasa, karena tidak semua orang memiliki kesempatan menerima pendidikan, apalagi di tengah keterbatasan di dalam lapas. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri warga binaan agar mereka siap kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Makmur menambahkan bahwa pendidikan kesetaraan bagi WBP adalah bagian dari pemenuhan hak dasar untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan.
Pembelajaran di Lapas IIA Parepare berlangsung fleksibel, hanya tiga kali seminggu, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WITA. Disdikbud Parepare telah menugaskan enam tenaga pengajar untuk mendukung program ini:
- Hj. Marmi, S.Pd – PPKN, Sosiologi, Bahasa Indonesia, IPS
- Ida Wahyuni, S.Pd – Matematika, Ekonomi, Bahasa Indonesia
- Jawisa, S.Pd – Matematika, IPA, Sejarah
- Rismayani, S.Pd – Pendidikan Agama Islam, Sejarah
- Sukmawati, S.Pd – Bahasa Inggris, TIK
- Rajaif Umar, S.Pd – PJOK dan Seni Budaya
Kepala UPTD SPNF Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Disdikbud Parepare, Sumang turut hadir dan menyampaikan apresiasinya kepada Lapas Parepare. “Program ini dapat menjadi contoh bagi lapas, LPKA, dan rutan lainnya di Indonesia,” ungkapnya.
Kepala Lapas IIA Parepare menegaskan bahwa pendidikan kesetaraan ini sejalan dengan arahan Menteri Hukum dan HAM RI serta Dirjen Pemasyarakatan. “Program ini diharapkan bermanfaat bagi warga binaan setelah mereka bebas, sehingga mereka bisa berperan aktif dalam masyarakat,” kata Totok.
Dengan semangat “Mari Semangat untuk Bangkit,” Lapas IIA Parepare berkomitmen untuk terus memberikan pembinaan dan pendidikan kepada warga binaan sebagai bekal hidup setelah masa pidana berakhir. (*)