Republiknews.co.id

Puluhan Koleksi di Museum Balla Lompoa Disiapkan Sistem Barcode

Sejumlah koleksi di Museum Balla Lompoa telah menggunakan sistem barcode. Hal ini menjadi upaya Disparbud Gowa dalam memudahkan pengunjung mendapatkan informasi yang jelas dan detail terhadap koleksi-koleksi yang ada. (Tangkapan video pemasangan uji coba barcode di salah satu koleksi di Museum Balla Lompoa/Dok. Disparbud Gowa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Dalam memberikan kemudahan kepada pengunjung dalam mengakses informasi pada koleksi-koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa menyiapkan sistem barcode pada sejumlah koleksi.

Sebagai tahap awal dari 450 koleksi yang ada, sebanyak 55 item koleksi telah terpasang sistem barcode. Pengunjung yang menggunakan sistem barcode ini akan segara mendapatkan informasi melalui smartphone masing-masing.

“Ini bagian upaya kami mengikuti perkembangan digital yang ada sekarang ini. Apalagi ini lebih efesien, jadi pengunjung yang menggunakan sistem barcode atau scan ke koleksi yang memiliki tanda barcode langsung memperoleh informasi yang jelas dan detail tentang koleksi itu,” kata Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro, Senin (26/12/2022).

Dalam penggunaan sistem barcode ini, Disparbud Gowa menggandeng Mitologi Bumi Sulawesi (MBS) sebagai pihak yang menyiapkan sistemnya. Di mana dalam informasi yang disiapkan pada koleksi yang di barcode nantinya akan memberikan informasi dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

“Ini akan terkoneksi langsung ke website resmi kami Disparbud Gowa. Jadi bagi pengunjung yang datang, selain bisa membaca langsung saat di museum, bisa juga melalui website resmi kami yang diakses saat di scan tadi,” terangnya.

Untuk saat ini, 55 item koleksi yang siap di barcode adalah koleksi-koleksi utama yang ada di Museum Balla Lompoa. Antara lain, riwayat tentang Raja-raja Gowa yang pernah berkuasa, kemudian mahkota raja atau Salokoa dan aksesoris lainnya, dan senjata-senjata tajam tradisional yang dipergunakan di zaman kerajaan Gowa.

“Termasuk juga beberapa pakaian-pakaian adat yang menjadi koleksi kami di Museum Balla Lompoa,” terang Ikbal lagi.

Kedepan, pihaknya pun menargetkan seluruh koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa bisa diakses pengunjung hanya dengan melalui barcode. Sehingga pengunjung yang datang akan lebih mudah mendapatkan informasi yang ada pada setiap koleksinya.

“Penggunaan sistem barcode pada koleksi ini kita sudah berlakukan di Desember 2022 ini. Karena memang ini untuk anggaran tahun ini, makanya masih puluhan, tahun depan kita anggarkan lagi hingga seluruh koleksi bisa akses dengan barcode,” harapnya.

Selain itu kata Ikbal, perbaiki Museum Balla Lompoa juga dilakukan tahun ini melalui pembaharuan beberapa sistem dan perbaikan tata letak koleksi dengan menyiapkan tempat penyimpanan koleksi (lemari) yang baru.

“Selain itu juga ada beberapa sistem yang kita perbarui seperti tata letak koleksi yang saat ini mungkin sudah jenuh di lihat pengunjung, itu kita perbaiki dengan merubah tata letak dan membuat beberapa lemari yang baru,” katanya.

Terutama lanjutnya, pada tempat penyimpanan koleksi mata uang kuno yang ada di Museum Balla Lompoa yang jumlahnya sekitar 265 keping itu dibuatkan lemari khusus. Sehingga lebih elegan dan lebih elok saat dilihat pengunjung.

“Intinya kita akan terus melakukan perbaikan dan modernisasi sesuai perkembangan yang ada agar Museum Balla Lompoa semakin dimintai masyarakat untuk dikunjungi. Hanya saja kami berharap dukungan anggaran baik dari APBD kabupaten maupun provinsi, termasuk melakukan bantuan DAK Kemendikbud dapat terus ada,” harapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Tenriwati Tahri mengatakan, pihaknya memang terus memfokuskan untuk pembenahan fisik Museum Balla Lompoa.

“Jadi kalau memang ada yang bisa dilakukan untuk perbaikan Museum Balla Lompoa untuk dilakukan maka kita lakukan,” katanya.

Kedepannya, hal yang masih perlu disiapkan adalah membuat pusat informasi pariwisata atau Tourism Information Center. Hal ini penting sebab salah satu aspek pendukung utama dalam menaikkan kelas kepariwisataan adalah adanya pusat informasi enter sebagai pusat untuk mengetahui lokasi destinasi wisata yang ada di daerah tersebut.

“Memang ini yang belum mampu dipenuhi karena memang ruangan di Kawasan Balla Lompoa belum memadai. Belum lagi dukungan APBD belum memadai, sehingga secara bertahap akan didorong untuk kesana,” terang mantan Kepala Bagian Umum Sekretariat Kabupaten Gowa ini.

Sehingga untuk tahap awal pemaksimalan layanan di Kawasan Museum Balla Lompoa adalah pada pengoperasionalan kantor yang ada.

“Sekarang kan sudah ada kantor, dulu belum ada. Makanya peran kantor operasional inilah yang dulu kita maksimalkan,” katanya.

Exit mobile version