Republiknews.co.id

Ratusan Mahasiswa di Merauke Gelar Unjuk Rasa, Tuntut Akses Internet Dipulihkan

Aksi demonstrasi mahasiswa di Merauke, menuntut akses internet dipulihkan, Kamis (28/04/2022). (FOTO. Hendrik/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MERAUKE — Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Merauke Peduli Akses Internet menggelar aksi unjuk rasa di halaman Kantor DPRD Merauke, Papua, Kamis (28/04/2022).

Para pengunjuk rasa berasal dari organisasi Pemuda Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ikatan Keluarga Mahasiswa Flobamora (IKMF) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Musamus Merauke.

Aksi unjuk rasa menuntut pemulihan jaringan internet yang mengalami gangguan yang dampaknya dirasakan oleh seluruh warga Merauke. Erornya akses internet tersebut sudah berlangsung selama sebulan lebih.

Sebelum menggelar demonstrasi, para peserta aksi melakukan long march dari Jalan Kamizaun Spadem melewat Jl. Martadinata, Jl. A. Yani, Jl. Brawijaya menuju Tuguh Libra. Dari Tugu Libra peserta aksi menuju Kantor DPRD Merauke melewati Jalan Brawijaya dengan dikawal ketat aparat Polres Merauke.

Di halaman Kantor DPRD, mahasiswa diterima oleh Ketua DPRD Merauke Ir. Benyamin Latumahina beserta jajarannya. Mahasiswa aksi kemudian menggelar orasi dan membacakan lima (5) poin pernyataan sikap.

Kelima poin tersebut adalah yang menuntut tegas PT. Telkom menambahkan jumlah layanan VSAT dan Link Backup di beberapa titik layanan publik, memberikan kompensasi kepada seluruh pelanggan, penguatan infrastruktur internet agar tidak terjadi kejadian sama berulang-ulang dan menyampaikan secara transparan kepada publik penyebab lemahnya internet disertai bukti.

Akses internet di Merauke mengalami penurunan kualitas layanan sejak tanggal 26 April 2022 lalu disebabkan adanya gangguan sistem komunikasi kabel bawah laut Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) ruas Merauke-Timika pada jarak 289 km dari tepi pantai Merauke di kedalaman 59 meter (segmen laut). Layanan yang terdampak mencakup layanan suara maupun data fixed and mobile broadband.

Berdasarkan informasi dari Bupati Merauke jaringan internet akan kembali normal pada 5 Mei 2022. Sementara pernyataan dari PT. Telkom membenarkan hal tersebut namun perbaikan jaringan internet dimungkinkan lewat dari tanggal tersebut.

Koordinator Lapangan Aksi Aliansi Mahasiswa Merauke Mario Mere mengatakan kerusakan jaringan internet di Merauke sering terjadi berulang-ulang sejak tahun 2018.

Akibatnya masyarakat kesulitan mengakses internet yang kualitasnya sangat lemah. Lemahnya jaringan internet berdampak persoalan akses pendidikan, ekonomi dan sosial yang menggunakan fasilitas internet.

“Pertiwa ini tidak boleh terjadi berulang-ulang karena ketika terjadi berulang-ulang maka akan menjadi suatu kebiasaan. Suatu kepanikan kita ketika kita diam karena catatan yang paling penting. Dan ini menjadi suatu kebiasaan maka akan menjadi kebudayaan,” kata Mario.

“Budaya bisu di Kabupaten Merauke berkaitan dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan. Berkaitan dengan internet akan berdampak pada akses pendidikan, ekonomi, sosial, kebebasan berekspresi serta kebebasan Pers,” ungkap Mario menambahkan.

Hal senada juga dikatakan Ketua BEM KM Universitas Musamus Merauke Riky Pattyasina yang menyebut banyak calon mahasiswa yang mendaftar di perguruan tinggi tidak bisa melakukan pendaftaran SMPTN. Hal ini merugikan banyak pihak.

“Tentu hal ini mengganggu studi lanjut dari adik-adik kita yang baru selesai studi dari sekolah mereka. Kemudian dari PT. Telkom seharusnya memberi kompensasi secepat mungkin ketika hal ini terjadi. Karena bukan satu atau dua kali hal ini terjadi, sehingga mahasiswa kali ini bersepakat kalau tidak ada penyelesaian hingga akhir Mei kami akan turun demo berjilid-jilid untuk menyelesaikan permasalahan ini,” tegasnya.

Ketua DPRD Merauke, Benyamin Latumahina mengatakan selaku wakil rakyat di daerah pihaknya selalu menerima tuntutan mahasiswa untuk selanjutnya diteruskan kepada PT Telkom.

Namun kata Benyamin, masalah tersebut bukan kewenangan DPRD Merauke, karena PT. Telkom adalah BUMN bukan BUMD. Meski begitu DPRD wajib meneruskan aspirasi masyarakat melalui mahasiswa.

Dia menyebut gangguan jaringan internet di Merauke sudah empat kali dalam beberapa tahun terakhir. Masalah tersebut memang perlu diseriusi oleh penyedia layanan.

Sementara itu, Kepala Teknik PT Telkom Merauke, Dion Samderubun mengungkapkan persoalan jaringan internet di Merauke disebabkan gangguan kabel optik di bawah laut rute Timika-Merauke.

“Kami tengah berupaya memperbaikinya dengan mendatangkan beberapa kapal khusus maintenance jaringan kabel optik dari negara luar,” ujar Dion Samderubun.

Informasi terakhir, lanjutnya, kapal masih di Batam sedang mengurus administrasi masuk perairan Indonesia. Setelah itu kapal ini akan menuju Merauke. PT Telkom juga memanfaatkan jaringan Palapa Ring Timur melalui jalur Timika-Agats-Kepi-Boven Digoel untuk memperkuat layanan internet di Merauke.

“Hanya saja, kapasitas jaringan Palapa Ring tidak sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan internet masyarakat di Kabupaten Merauke. PT. Telkom juga menyiapkan V-Sat, tetapi hanya bisa digunakan untuk telepon, SMS dan mengirim data teks melalui WA. Diharapkan agar di bulan Mei jaringan sudah bisa normal kembali,” tutupnya.

Exit mobile version