Republiknews.co.id

Sepanjang 2023, Disparbud Gowa Tagret 24 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Museum Balla Lompoa

Museum Balla Lompoa yang terletak di Jalan KH Wahid Hasyim, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa. (Foto: Chaerani/republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gowa menargetkan sepanjang 2023 ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke Musuem Balla Lompoa mencapai 24 ribu orang. Melalui target tersebut pihaknya telah mengagas sejumlah upaya agar bagaimana tingkat kunjungan wisatawan dapat meningkat dari tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro mengatakan, jumlah wisatawan ke Museum Balla Lompoa mulai mengalami peningkatan sejak dilonggarkannya aturan pandemi Covid-19. Di mana dibukanya seluruh aktivitas masyarakat, salah satunya berkunjung ke lokasi wisata.

“Jumlah kunjungan ke musuem itu sebelum dilonggarkan kebijakan itu masih 13 ribu orang, tapi pas dilonggarkan oleh Bapak Presiden RI langsung melesat ke 18 ribu orang. Ini adalah data terakhir 2022 lalu, makanya di 2023 ini kami optimis bisa sampai 24 ribu pengunjung ke musuem,” katanya di konfirmasi, Sabtu (29/04/2023).

Peningkatan target kunjungan wisatawan ke Musuem Balla Lompoa juga disenergikan dengan meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi tiket masuk musuem. Dimana jika pada 2022 lalu retribusi yang berhasil dibukukan sebanyak Rp15 juta, maka di tahun (2023) ini pihaknya menargetkan mampu mencapai Rp35 juta.

“Kami sangat optimis bisa mencapai target-target ini. Apalagi kan aturan tentang pandemi Covid-19 sudah dicabut, intinya kami akan melakukan upaya yang maksimal agar bisa mencapai target tersebut,” ujarnya.

Ikbal mengungkapkan, salah satu yang akan digagas kedepannya yakni tetap melakukan kerjasama, baik dengan event organizer (EO), lembaga-lembaga, dan pihak-pihak lainnya untuk membawa wisatawan atau tamu-tamu lainnya berkunjung ke Museum Balla Lompoa.

“Hal yang masih akan kita lakukan yaitu menggandeng EO atau lembaga untuk menjadwalkan secara rutin kepada siswa-siswi mereka untuk datang dan berkunjung ke Musuem Balla Lompoa. Di mana dalam kunjungannya mereka bisa belajar dan berwisata, dari kunjungan itu ada retribusi yang kita harapkan, sehingga target-target retribusi, maupun jumlah kunjungan yang ditetapkan bisa kita capat dengan optimis,” terangnya.

Selain itu, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Balla Lompoa yaitu dengan terus melakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan kualitas. Mulai dari dalam musuem, hingga di luar museum, seperti pada sarana dan prasarana pendukungnya.

Apalagi menurut Ikbal, di tahun ini Disparbud Gowa kembali mendapatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kemendikbud RI sebesar Rp800 juta, dari bantuan tahun lalu yang hanya sebesar Rp700 juta. Dana ini pun akan dimanfaatkan pada tiga kegiatan besar.

Pertama, kegiatan pelindungan, pengembangan, dan peningkatan musuem. Kedua, kegiatan peningkatan akses masyarakat terhadap musuem, dan ketiga adalah pemeliharaan sarana dan prasarana musuem.

“Keberadaan Musuem Balla Lompoa akan terus kita upgrade, baik dari sisi koleksi yang ada dalam musuem. Maupun melalui pemeliharaan bangunan dan kawasannya. Apalagi kan saat ini tipe Musuem Balla Lompoa itu sudah mengantongi sertifikat tipe B dari sebelumnya hanya Tipe C,” terang Ikbal.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Tenriwati Tahri mengatakan, pihaknya terus melakukan upaya dalam mendorong peningkatan keberadaan Musuem Balla Lompoa. Salah satunya dengan merubah kategori tipe museum dari rendah ke tinggi melalui perbaikan fasilitas.

“Jadi kalau memang ada yang bisa dilakukan untuk perbaikan Museum Balla Lompoa maka kita akan lakukan,” katanya.

Kedepannya, hal yang masih perlu disiapkan di Musuem Balla Lompoa adalah membuat pusat informasi pariwisata atau Tourism Information Center. Hal ini penting sebab salah satu aspek pendukung utama dalam menaikkan kelas kepariwisataan adalah adanya pusat informasi yang fungsinya menjadi pusat untuk mengetahui lokasi destinasi wisata yang ada di daerah tersebut.

“Memang ini yang belum mampu dipenuhi karena memang ruangan di Kawasan Balla Lompoa belum memadai. Belum lagi dukungan APBD belum memadai, sehingga secara bertahap akan didorong untuk kesana,” terang mantan Kepala Bagian Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa ini.

Sehingga untuk tahap awal pemaksimalan layanan di Kawasan Museum Balla Lompoa adalah pada pengoperasionalan kantor yang ada.

“Sekarang kan sudah ada kantor, dulu belum ada. Makanya peran kantor operasional inilah yang dulu kita maksimalkan,” katanya.

Exit mobile version