Republiknews.co.id

Sulsel Catat Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Capai 5,01 Persen, OJK Optimis Meningkat

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin (kiri) saat memaparkan perkembangan sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan, di sela-sela Media Gathering OJK Sulselbar, di The Alana Hotel, Malang, kemarin. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MALANG — Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan pada kuartal III 2025 tercatat mencapai 5,01 persen secara year on year (yoy). Capaian ini sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang berada pada level 5,04 persen.

“Kami melihat tren yang positif dan kita masih cukup optimis angkanya bisa naik lagi. Kondisi ekonomi kita kuat dan sektor-sektor utama tetap tumbuh stabil, makanya kami optimis meningkat pada kuartal berikutnya,” ujar Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch Muchlasin, dalam Media Breafing Perkembangan Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Sulawesi Selatan, di The Alana Hotel, Kota Malang, kemarin.

Ia menyebutkan, pada pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan jika dilihat pada lapangan usaha di topang pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh 5,32 persen dengan kontribusi sebesar 24,55 persen. Sementara, di sektor lainnya yakni perdagangan sebesar 14,75 persen dengan pertumbuhan 4,19 persen, serta di sektor konstruksi berkontribusi 13,29 persen dengan pertumbuhan 5,24 persen.

“Sektor pertanian kita memberikan andil terbesar PDRB sebesar 1,08 persen,” terangnya.

Muchlasin mengatakan bahwa dominasi sektor pertanian dan perikanan memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat di wilayah sentra produksi.

“Kalau dilihat lapangan usahanya, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memang paling dominan. Potensi ini sangat terasa di daerah seperti Bone dan Sidrap. Petani dan nelayan langsung merasakan dampaknya,” jelasnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selata didorong oleh pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) yang tumbuh 4,70 persen dengan andil 2,32 persen. Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,91 persen dengan andil 2,24 persen.

Sementara itu, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) justru mengalami kontraksi –0,48 persen. Hal ini dipengaruhi kebijakan penyesuaian dan pemotongan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) dari pemerintah pusat.

Selain pertumbuhan ekonomi, indikator kesejahteraan di Sulawesi Selatan juga menunjukkan perbaikan. Tingkat kemiskinan per Maret 2025 berada di angka 7,60 persen, lebih baik dibandingkan rata-rata nasional 8,47 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pun tetap berada pada kategori tinggi, yakni 75,18 di periode 2024.

“Angka kemiskinan kita selalu mengalami penurunan setiap tahun dan selalu berada di bawah rata-rata nasional. Ini kondisi yang sangat bagus,” kata Muchlasin.

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa ketimpangan masih perlu mendapat perhatian lebih. Dimana, dilihat pada angka gini rasio di Sulawesi Selatan yang berada pada kategori moderat (>0,3), meski tahun ini juga menunjukkan tren penurunan.

“Kita cukup optimis, tapi masih ada pekerjaan rumah terkait pemerataan penurunan kemiskinan. Gini rasio juga turun, tapi tetap harus menjadi fokus bersama,” tegasnya.

Ia mengaku, OJK Sulselbar akan terus mendorong penguatan sektor keuangan dan memperluas akses masyarakat terhadap layanan keuangan. Hal ini dianggap penting sebagai bagian dari upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah.

“Dengan dukungan sektor riil dan stabilitas perbankan yang terjaga, kita meyakini prospek ekonomi Sulawesi Selatan ke depan tetap solid dan inklusif,” ujarnya.

Exit mobile version