Republiknews.co.id

Sulsel Ekspor 500 Kontainer Dari 18 Komoditi Hasil Alam

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Ditangan Prof. Nurdin Abdullah sebagai Gubernur Sulawesi Selatan berhasil ekspor sebanyak 500 kontainer dan 18 komiditas dengan negara tujuan ekspor, Jepang, China, Hongkong, Vietnam, Korea, dan Taiwan.

18 komoditi tersebut terdiri dari marble, karagenan, mete kupas, Cashew shell cake, cashewnut hull, cocoa cake, coconut dan coffee, frozen fish, frozen shrimp, fero nickel, fine wheat bran, grill flying fish, oleo pine resine, pepper, plywood dan seaweed. Dengan volume 7.930,51 ton senilai US$ 19,75 juta.

Adapun eksportir yang berpartisipasi pada pelepasan ekspor saat ini yakni PT. Comextra Majora, PT. Biota Laut Ganggang, PT. Karbon Tionin Semesta, PT. Tri Mustika Cocominaesa, PT. Toarco Jaya, PT. Parlevliet Paraba Seafood, PT. Usaha Central Jaya Sakti, PT. Dwira Masagena, UD. Anugerah Bintang Cemerlang, PT. Bogatama Marinusa.

PT. Marine Products, PT. South Suco, PT. Huadi Nickel, P Eastern Pearl Flour Mills, CV. Sakura Prima, PT. IStana Palapa Kertas, PT. Adimitra Pinus Utama, CV. Anugerah Lestari, CV. Anugerah Sejahtera, PT. Panca Usaha Palopo, PT. Mega Citra Karya, PT. Asia Mina Sejahtera, PT. Sutraco Nusantara Megah, CV. Guna Bahari Indonesia, UD. Rahmat Bahari, dan PT. Sumber Guna.

Pada kesempatan tersebut Gubernur Sulsel, Prof NA mengaku, akan melakukan evaluasi semua yang menjadi penghambat investasi, antara lain dengan banyaknya aturan seperti peraturan Walikota, peraturan Bupati dan peraturan Gubernur.

“Kita akan mengevaluasi semua yang menghambat investasi, karena saya kira sangat jelas arahan bapak presiden tema utamanya adalah ciptakan lapangan kerja dan mendorong SDM yang unggul,” jelas Prof NA dihadapan Mendag RI dan seluruh pelaku eksportir, di Pelabuhan Makassar, Rabu 20 November 2019.

Menurut Prof NA, tema sentral pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin adalah bagaimana menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan kolaborasi yang baik antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Saya kira ini dua tema sentral kita bisa menjabarkan bahwa kita harus bekerja berkolaborasi kita harus bersinergi dan ini sudah dilakukan di Pelindo. Alhamdulillah saya kira kedepan ini terus harus jaga, kita harus dijaga dengan baik dan kita terus melakukan koreksi-koreksi apa yang menjadi hambatan hambatan ekspor,” jelas mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.

Selain itu, Gubernur Sulsel juga meminta kepada seluruh perbankan agar meningkatkan produksi rumput laut menjadi kebutuhan pokok,

salah satu perusahaan di Sulsel sendiri mencapai 100 ton perharinya, sementara yang tersedia hanya berkisar 30 sampai 50 ton saja perharinya.

“Exportir kita Alhamdulillah harga-harga komoditas kita naik, terutama rumput laut yang tadinya hanya Rp 6.000 sampai Rp 7.000, hari ini sudah mencapai Rp 28.000,” kata Prof NA.

Hal tersebut bisa berkembang dikarenakan adanya Industri olahan rumput laut di Sulsel sendiri.

Industri-industri akan terus hadir dengan adanya kepastian bagi pengusaha dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten kota.

“2019 ini kita sudah punya industri pengolahan, jadi sekarang sudah sampai kerajinan, mungkin melalui forum ini juga saya sampaikan rekan-rekan perbankan tinggal.

bagaimana produksi rumput laut kita naikkan, karena jujur saja industri terpasang itu kapasitas 100 ton per hari tapi kita baru mampu mensuplai sekitar 30 sampai 50 ton,” pungkasnya.

Tidak hanya itu Kepala Dinas Perdagangan juga menambahkan bahwa terselenggaranya kegiatan ini adalah salah satu program kerja pemerintah provinsi Sulsel dalam rangka membangun daya saing ekonomi disulawes selatan khususnya dibidang usaha, untuk bersaing dikanca internasional

“Pelaksanaan hari ini adalah marupakan bagian yang tak terpisahkan dalam program pemerintah provinsi Sulsel dalam rangka membangun dan mendukung daya saing ekonomi daerah untuk menjadikan Sulawesi Selatan sebagai entiric poin dalam perdagangan baik diinternasional maupun,” tuturnya. (Tamzil)

Exit mobile version