Republiknews.co.id

Terima Buku Simposium, Ketua DPRD Lingga Dorong Pembangunan Berbasis Budaya

Ketua DPRD Lingga Maya Sari saat menerima Buku Simposium Kabupaten Lingga yang diserahkan langsung oleh BP2KL,

REPUBLIKNEWS.CO.ID, LINGGA – Ketua DPRD Kabupaten Lingga, Maya Sari, menegaskan komitmennya untuk memastikan nilai-nilai budaya menjadi dasar utama dalam setiap arah kebijakan pembangunan daerah. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri malam puncak peringatan Hari Jadi ke-22 Kabupaten Lingga di Halaman Kantor Bupati Lingga, Daik, Kamis (20/11/2025).

Dalam suasana yang sarat nuansa Melayu tersebut, Maya Sari menerima Buku Simposium Kabupaten Lingga yang diserahkan langsung oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebudayaan Lingga (BP2KL).

Menurutnya, buku tersebut bukan sekadar arsip atau simbol seremonial, melainkan sebuah rujukan ilmiah yang harus diintegrasikan ke dalam perencanaan kebijakan pemerintah.

“Dokumentasi seperti ini penting agar setiap kebijakan pembangunan memiliki landasan budaya yang kuat. DPRD siap menampung dan memperjuangkan rekomendasi hasil simposium dalam produk hukum dan penganggaran daerah,” ujarnya usai menerima buku tersebut.

Kehadiran perempuan pertama yang memimpin legislatif Lingga ini bukan hanya sebagai tamu undangan. Ia terlihat membaur mengikuti rangkaian tradisi Makan Sehidang Berlima, sebuah ritual adat yang melambangkan kebersamaan dan kesetaraan.

Di sela prosesi makan berhidang, Maya bersama Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran Forkopimda turut menyaksikan tayangan video capaian pembangunan Kabupaten Lingga. Momen tersebut, menurutnya, menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi dan evaluasi menyeluruh.

“Memasuki usia 22 tahun, Lingga harus menjadikan identitas budaya sebagai modal sosial dan ekonomi. DPRD akan terus mendorong regulasi dan anggaran yang berpihak pada pelestarian budaya sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Malam syukuran yang turut diisi dengan doa haul untuk Sultan Mahmud Riayat Syah serta ceramah agama itu menjadi pengingat bersama bahwa di tengah gencarnya pembangunan fisik, jati diri Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu harus tetap menjadi ruh yang menghidupkan kemajuan daerah.

Exit mobile version