REPUBLIKNEWS.CO.ID, MALANG — Tragedi Sepakbola Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia, dan masih ada korban rawat jalan, Polda Jawa Timur melalui Biro Sumber Daya Manusia (SDM) bersama Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jatim, serta Himpunan Sikologi (HIMPSI) Jatim, terus berupaya melakukan trauma healing kepada korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan.
Hal ini dilakukan sebagai upaya Polri untuk membantu pemulihkan psikis para korban, baik korban yang sedang dirawat, maupun keluarga korban yang ditinggalkan, sehingga tidak mengalami kecemasan berlarut-larut.
Berdasarkan data jumlah korban meninggal sebanyak 131 orang dan sebanyak 70 orang diantaranya adalah anak-anak berusia 11 – 20 tahun, kemudian umur 4 tahun satu orang.
Korban yang meninggal berusia muda, pasti sangat memukul orang tuanya, sehingga harus ada penyembuhan trauma dan tidak hanya mereka yang menonton saja, tapi juga keluarga akan didampingi tim trauma healing.
AKBP Diah Ika Kabag Psikologi SDM Polda Jatim menjelaskan, pihaknya bekerjasama dengan Biddokes Polda Jatim dan HIMPSI Jatim, guna membantu para korban atau keluarga Korban dalam tragedi Kanjurahan pada 1 Oktober lalu.
“Tim trauma healing Polda Jatim ini tidak berdiri sendiri, kita punya konselor yang tersebar di seluruh Polres, dengan kejadian kemarin kami berkolaborasi dengan para konselor di Polres Malang, Polres Batu dan konselor dari Polres Malang Kota juga, Kita datang kita hadir memberikan penanganan awal secara psikologi atau Psychological First Aid (PFA),” jelas Kabag Psikologi SDM Polda Jatim dalam siaran persnya senin (10/10/2022).
“Korban trauma tidak hanya untuk dewasa saja tapi juga untuk anak-anak. Kami mengajak himpunan psikologi di Malang, untuk bersama dalam penanganan psikologi korban,” tutup AKBP Diah Ika.