Transformasi Digital Menembus Desa, Bawa Pelaku UMKM Naik Kelas dan Raup Untung

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR —Nging, Nging, Ngingg…

Suara skap kayu yang maju mundur diatas papan berasal dari lelaki berkulit putih, berambut cepak. Sesekali ia mengangkat papan sambil mengeker sisi kiri dan kanan untuk memastikan proses memotong papan terlihat sejajar dan rapi.

Di ruangan seluas 5×7 dengan dinding seng, Djamaluddin Jafar, menyelesaikan proses pemotongan papan kayu berbahan jati untuk sebuah pembuatan tempat tidur. Di dalam ruangan terdapat tumpukan kayu jati yang bersandar di dinding, ada juga yang tersusun di bawah lantai beralaskan tanah dan campuran serbuk kayu hasil proses skap. Kayu itu telah dibentuk sebagai pola pembuatan furniture, baik berupa tempat tidur, lemari, hingga kursi.

Mengenakan kaos putih berbis kuning di bawah leher, serta celana pendek biru navy, Djamat terlihat serius memainkan alat skap kayu berwarna hijau terang itu.

”Ya begini lah proses pembuatan awal sebuah tempat tidur,” kata Djamal, saat ditemui, Sabtu, 21 Oktober 2023.

Djamaluddin Djafar, Pemilik Ma’nassa Baji Meubel, saat membuat kerangka tempat tidur yang merupakan salah satu produk perabot rumah tangga yang dijualnya. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Djamal adalah salah satu pengrajin meubel atau perabot rumah tangga di Kawasan Industri Meubel, di Lingkungan Manongkoki 2, Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Kawasan tersebut dijadikan kampung meubel, sebab mayoritas masyarakatnya adalah pengrajin perabot rumah tangga.

Sejak memulai bisnisnya pada 2015 lalu, Djamal memanfaatkan media sosial, terutama Facebook sebagai wadah mempromosikan produk-produk rumah tangga yang dijualnya. Ada tempat tidur, mimbar masjid, kursi tamu, lemari pakaian, lemari perabotan, hingga lainnya. Hanya saja dirinya masih terbatas saat menampilkan gambar-gambar produk yang dibidiknya di telepon pintar miliknya.

”Dulu saya memang pasarkan lewat media sosial di akun pribadi Facebook saya. Kadang juga memasukkan di market place seperti Makassar Dagang, Takalar Dagang dan beberapa lainnya. Cuman memang gambar-gambar yang saya uploud itu asal jadi, begitu juga pemberian keterangan gambar biasa saja,” kata lelaki berumur 41 tahun ini.

Tetapi Djamal mengaku, pola ini pun berubah dalam sebulan terakhir. Ia mengaku saat mengambil gambar untuk kebutuhan promosi produk muebel jualannya, kini dirinya lebih mampu melihat dari sisi angel dan kualitas gambar, meskipun berasal dari kamera telepon pintar berkualitas standar miliknya. Begitu pun pada kalimat keterangan gambar mengalami perubahan dengan konsep kalimat lebih tertata dan rapi.

Kemampuan Djamal ini pun rupanya hasil dari proses pembinaan Program Desa Digital IM3 yang digagas Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di wilayah Sulawesi Selatan. Program ini salah satu tujuannya memberikan pembekalan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar memanfaatkan perkembangan teknologi digital sebagai akses promosi produk usaha.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melalui brand IM3 saat memberikan pelatihan digital kepada sejumlah pelaku UMKM dibidang mebel pada program Desa Digital IM3 di Desa Manongkoki, Kabupaten Takalar, Sabtu, (30/09). (Dok. IOH)

Pembinaan dalam program Desa Digital IM3 ini memberikan beragam pelatihan kepada puluhan pelaku meubel, salah satunya Djamal. Seperti pemanfaatan media sosial, digital marketing, Indosat IDE Academy, jurnalistik dasar, fotografi, videografi, hingga kiat-kiat membuat keterangan gambar lebih menarik.

”Dulu kan memang seadanya bikin caption, tapi sekarang saya mencoba mengimplementasikan ilmu yang saya dapat di kelas, hasilnya banyak yang tanya-tanya produk saya. Kerena memang kami sudah diajarkan kiat-kiat mengambil gambar agar hasilnya bagus untuk dijadikan postingan jualan. Termasuk juga diajar edit foto, dan bikin keterangan gambar yang lebih menarik,” terang Djamal memperlihatkan hasil gambar produk meubel yang dipasarkan di Facebook pribadinya.

Produk-produk perabot rumah tangga yang dipasarkan Ma’nassa Baji Meubel yang dikelola Djamaluddin Djafar pada umumnya dijual melalui akun Facebook. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Hal yang sama dirasakan Eka Yulianti (33), warga Kelurahan Lantebung, Kecamatan Tamalanrea. Menurutnya, pembinaan melalui program Desa Digital IM3 tersebut memberikan banyak manfaat. Termasuk bagi para pelaku UMKM.

”Kalau saya sih Allhamdulliah sangat bermanfaat karena secara tidak langsung mengajarkan ke pelaku-pelaku UMKM seperti saya. Makanya kami berharap semoga tidak hanya berhenti disini, tetapi tetap berlanjut, bahkan bisa mengcover UMKM atau pemuda lain yang ada di Makassar untuk bisa tumbuh bersama,” terangnya.

Dengan pembinaan tersebut, kini para pelaku usaha, utamanya yang masih memanfaatkan kanal digital sebagai pasar penjualan telah memiliki pengetahuan bagaimana memilih kanal media sosial untuk berdagang.

”Kita dapat ilmu baru, misalnya kalau menjual itu tidak hanya di Facebook atau di Whatsaap saja, tetapi banyak kanal digital lain. Misalnya di Tiktok, Instagram, dan market place lainnya,” sebut Eka.

Bahkan dalam program ini, para peserta yang mengikuti pembinaan Desa Digital IM3 ini pun turut mengajarkan pelaku usaha lainnya untuk sama-sama memanfaatkan teknologi digital sebagai wadah baru dalam memasarkan produk jualan.

“Jadi apa yang kami dapatkan dalam pelatihan ini kami share juga. Jadi ada pelaku-pelaku usaha UMKM yang kemarin tidak sempat ikut kami ajarkan juga, supaya kami bisa sama-sama berkembang,” terangnya.

IOH melalui brand IM3 hadir berkontribusi dalam mendorong kebangkitan ekonomi melalui pemberdayaan dan kemajuan pelaku UMKM dengan mengagas program Desa Digital IM3 di Desa Lantebung, Kota Makassar, kemarin. (Dok. IOH)

Selain mengembangkan usaha kecilnya, Eka yang juga sebagai staff di Kelurahan Lantebung ini dapat memanfaatkan ilmu dalam pembinaan yang diberikan Indosat tersebut dalam pekerjaannya di kantor pemerintahan. Sehingga, bukan hanya bermanfaat bagi dirinya pribadi, tetapi juga sangat membantu dalam pekerjaan.

”Di kelas pelatihan ini kita diajarkan teknologi pengambilan gambar, jadi saya tahu bagaimana cara pengambilan gambar yang baik, karena kan kebetulan saya bekerja di kelurahan. Jadi kalau ada kegiatan, saya sudah bisa melakukan pengambilan gambar yang baik, begitu juga cara membuat keterangan gambar saya sudah bisa memenuhi kriteria yang ada,” terang Eka.

Permintaan Meningkat, Keuntungan Lebih Manis

Kata Djamal, bapak empat anak ini, keterlibatannya sebagai salah satu penerima manfaat program Indosat IM3, menjadi satu kebanggaan. Sebab hal ini dinilai penting sebagai seorang pelaku usaha yang memanfaatkan akses teknologi digital sebagai wadah penjualan produk melalui akun-akun media sosial.

”Saya merasa penting sekali karena lewat akun media sosial saya bisa menjual produk usaha saya dengan luas, karena di media sosial itu segmen pelanggan tak terbatas. Saya juga bisa melihat bagaimana perbedaan usaha yang dipasarkan di media sosial dengan tidak, apalagi di era seperti ini. Makanya dengan pembekalan ini, saya semakin terbantu agar bagaimana produk jualan saya dilirik, dan memang setelahnya ada banyak pesanan masuk,” terang Djamaluddin Djafar sebagai Pemilik Ma’nassa Baji Meubel.

Kampung Muebel, di Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar menjadi salah satu lokasi pelaksanaan Desa Digital IM3 yang digagas digagas Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di wilayah Sulawesi Selatan. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Bahkan pesanan yang masuk berasal dari daerah-daerah luar Kabupaten Takalar. Mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Maros, hingga Kabupaten Jeneponto.

”Saya ada pembeli mulai dari Maros, Makassar dan wilayah Takalar. Ada permintaan untuk perabotan rumah tangga, ada juga permintaan kantor-kantor. Seperti salah satu Puskesmas di Takalar dengan permintaan, lemari, kursi tunggu, dan meja kantor, serta di Bapas Makassar untuk permintaan meja kantor. Bahkan ada permintaan dari sekolah untuk bangku sekolah,” kata Djamal.

Djamaluddin Djafar, Pemilik Ma’nassa Baji Meubel saat melakukan pengecekan salah satu produk perabot rumah tangga yang dipasarkan melalui media digital Fabebook. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

Untuk permintaan produk perabotan rumah tangga didominasi pada produk lemari, kursi, bufet, dan partisi. Di mana dalam sebulan dirinya bisa menerima permintaan perabot rumah tangga sekitar 10 produk dengan jenis bermacam-macam.

”Memang produk yang paling banyak permintaan yaitu lemari dan ranjang (tempat tidur), pembuatan mimbar masjid, meja makan, dan kursi ruang tamu. Untuk harga tentunya berbeda, sesuai produknya. Misalnya, ranjang mulai Rp2 juta hingga Rp3 juta atau sesuai model, sementara paling termahal itu mimbar masjid sekitar Rp12,5 juta,” sebutnya.

Ia pun memastikan jaminan produk meubel yang dijualnya berasal dari bahan baku jati berkualitas. Dimana ia menggunakan jati merah dan putih yang diketahui memiliki kualitas jati yang terbaik.

”Saya menjamin, karena memang hingga saat ini kami tidak pernah mendapatkan komplain pelanggan, karena memang bahan baku yang kami gunakan itu berkualitas,” katanya meyakinkan.

Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar dijadikan Kampung Meubel sebab secara mayoritas masyarakat setempat adalah pengrajib meubel. (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

SVP Head of Region Kalimantan Sumapa IM3 Prio Sasongko mengatakan, program Desa Digital IM3 ini digagas di tiga desa, di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan. Mulai dari Kelurahan Lantebung di Kota Makassar, Desa Manongkoki di Kabupaten Takalar, dan Desa Bulu Cindea, di Kabupaten Pangkep.

”Bahwa Indosat ingin membangun masyarakat di desa, khususnya pelaku UMKM-nya agar lebih mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada saat ini agar dia bisa maju dan naik kelas,” kata Prio.

Apalagi, IOH memiliki misi Empowering Indonesia (memberdayakan masyarakat), dimana memberikan kontribusi membantu Indonesia agar maju. Salah satu mewujudkan gerakan Indonesia maju dilihat saat pelaku UMKM di pedesaan itu bisa berkembang dengan pesat.

”Dari komitmen inilah kami berawal,” tegasnya.

Kedepannya, jika program Desa Digital IM3 tersebut dianggap berhasil, maka program ini akan menjadi pilot project tidak hanya bagi IOH tetapi juga perusahaan yang lain untuk melakukan hal yang sama. Sehingga Indonesia bisa lebih maju melalui UMKM-UMKM-nya.

”Untuk sasaran desa lainnya di Sulsel nanti kita akan lihat, yang jelas salah satu program CSR kami adalah salah satunya kesana. Saat ini kami masih pilot project jadi kami belum bisa sampaikan sampai mana,” katanya.

Perkuat Pengembangan Keterampilan Digital Hingga ke Pelosok Desa

Komitmen Indosat Ooredoo Hutchison dalam mendorong pengembangan keterampilan digital, khususnya kepada pelaku UMKM menuju sistem digital marketing terus dioptimalkan. Salah satunya melalui kolaborasi dengan International Telecommunication Union (ITU), atau sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Di mana antara keduanya telah menandatangani Deklarasi Bersama untuk memperkuat literasi digital dan memfasilitasi pelatihan keterampilan digital di masyarakat terpencil dan kurang terlayani di Indonesia.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha mengatakan, kolaborasi ini akan berfokus pada peningkatan program pelatihan keterampilan digital yang disampaikan oleh Digital Transformation Centres Initiative (DTCI) dan inisiatif ITU lainnya di Indonesia. DTCI adalah inisiatif yang dipimpin ITU dan Cisco yang mendukung negara-negara di seluruh dunia, termasuk di seluruh Asia, untuk menyediakan program pelatihan keterampilan digital kepada warganya.

“Indosat memiliki tujuan yang lebih besar untuk menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan mempercepat transformasi digital bangsa. Kemitraan baru kami dengan ITU dan DTC Initiative-nya akan sejalan dengan tujuan ini melalui pelatihan keterampilan digital yang luar biasa dan membuka peluang karir baru yang menarik,” katanya.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkolaborasi dengan International Telecommunication Union (ITU) melakukan Deklarasi Bersama untuk memperkuat literasi digital dan memfasilitasi pelatihan keterampilan digital di masyarakat terpencil dan kurang terlayani di Indonesia. (Dok. IOH)

Ia pun menyakini, dengan pendekatan baru berdasarkan kemitraan ini akan memberikan contoh bagi industri di Asia dan menjadikan Indonesia sebagai yang terdepan dalam perjalanan transformasi digital di kawasan.

”Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung agenda transformasi digital Indonesia dengan meningkatkan jumlah orang yang memiliki akses ke pelatihan keterampilan digital dan data internet seluler di masyarakat terpencil di seluruh Indonesia,” harap Vikram.

Hal senada diungkapkan, SVP Head of Region Kalimantan Sumapa IM3 Prio Sasongko. Menurutnya, pengembangan digitalisasi yang menyasar masyarakat di desa sebagai upaya dalam mendorong pemanfaatan teknologi digital yang merata. Apalagi memang dinilai saat ini masih ada masyarakat desa yang minim literasi digital, sementara penerapan teknologi digital tersebut dapat meningkatkan perekonomian jika dikelola dengan baik.

”Kami yakin dengan kesadaran masyarakat desa, dalam hal ini para pelaku UMKM terhadap pemanfaatan teknologi digital akan bisa membawa banyak dampak positif. Salah satunya pada aspek ekonomi yang meningkat,” terangnya dikonfirmasi terpisah.

IDE by Indosat Business Bersama YOOV Siapkan Manajemen Sistem Teknologi Bagi Kemajuan UMKM

Indosat Ooredoo Hutchison, melalui IDE by Indosat Business, mengumumkan kemitraan dengan YOOV, perusahaan teknologi untuk pengembangan sistem manajemen korporat dari berbagai industri dan skala.

YOOV bekerja sama dengan Indosat Digital Ecosystem (IDE) dari Indosat Business dalam memberikan solusi inovatif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan penunjang operasional bisnis UMKM Indonesia.

“Kolaborasi IDE by Indosat Business dengan YOOV menjadi salah satu bukti nyata kami dalam mendukung kemajuan UMKM Indonesia. Kami yakin dengan manajemen bisnis yang rapi hingga pengaturan karyawan secara terpusat akan memberikan banyak kemudahan untuk UMKM di Indonesia dalam menjalankan bisnisnya,” kata SVP–Head of SMB Business Indosat Ooredoo Hutchison Pushpendra Kumar.

Melalui kemitraan ini, YOOV dan Indosat Business berkomitmen penuh untuk melengkapi UMKM dan perusahaan di Indonesia dengan solusi dan teknologi untuk berkembang di era digital, merevolusi operasional bisnis UMKM untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

Indosat Ooredoo Hutchison, melalui IDE by Indosat Business, membangun kemitraan dengan YOOV untuk pengembangan sistem manajemen korporat dari berbagai industri dan skala. (Dok. IOH)

Sementara, Chief Executive Officer (CEO) YOOV Phil Wong mengungkapkan, sebagai bagian dari kolaborasi tersebut, YOOV akan memperkenalkan software komprehensif untuk pasar Indonesia. Dimana mencakup sistem manajemen sumber daya manusia, YOOV WORK, dan sistem operasional bisnis, YOOV LANCODE.

Dengan solusi ini, UMKM Indonesia dapat memudahkan operasional bisnis, meningkatkan efisiensi, dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

“Kemitraan ini memanfaatkan keahlian luas YOOV dalam teknologi digital dengan infrastruktur jaringan Indosat yang kuat. Kombinasi ini akan memberdayakan bisnis di berbagai industri untuk mengoptimalkan operasional UMKM, meningkatkan produktivitas, dan membuka peluang untuk pertumbuhan bisnis,” katanya.

Untuk YOOV WORK sendiri dapat dimanfaatkan dalam rangka memberdayakan bisnis untuk mengelola sumber daya manusia mereka secara efektif, mencakup aspek-aspek seperti pelacakan kehadiran dan evaluasi kinerja. Perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, mendorong keterlibatan karyawan, dan membuat keputusan berdasarkan data berkat fitur canggih seperti portal karyawan, alur kerja otomatis, dan kemampuan pelaporan yang kuat.

Sedangkan, YOOV LANCODE memungkinkan bisnis untuk mengembangkan sistem khusus yang selaras dengan kebutuhan unik mereka dengan sangat mudah, hanya cukup drag-and-drop. Perusahaan dapat merancang, menerapkan, dan memodifikasi sistem ini tanpa pengetahuan pengkodean yang luas baik untuk penerapan sistem CRM, mengelola inventaris, melacak penjualan dan pembelian, atau menangani proses operasional lainnya.

”Sistem ini memberdayakan bisnis agar cepat beradaptasi dengan dinamika pasar yang berkembang, meningkatkan proses pengambilan keputusan, dan mencapai keunggulan operasional,” terangnya.