Republiknews.co.id

Trauma! Warga Mamuju dan Majene Korban Gempa Enggan Pulang ke Rumah

Pembersihan puing-puing bangunan yang hancur akibat Gempa di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (23/01/2020).

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAMUJU – Sabtu, (23/1/2021), terlihat bangunan di sepanjang pantai Manakarra, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat, ditinggal penghuninya. Kondisi bangunan terlihat retak, bahkan ada bangunan 2 lantai, ambruk menjadi 1 lantai.

Padahal gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Ali Baal Masdar, telah  mengimbau kepada pengungsi korban gempa Kabupaten Mamuju dan Majene agar bisa kembali ke rumah masing-masing.

“Tidak ada lagi (gempa), Insya Allah, Insya Allah, Insya Allah tidak ada tsunami. Tidak ada lagi yah, Insya Allah, jadi kembali, yang bisa di rumahnya kembali saja, jangan terlalu lama di pengungsian lagi!” tegas Ali Baal Masdar saat rapat koordinasi bersama unsur Pemerintah Kabupaten Mamuju dan Majene di Posko Induk Kantor Gubernur Sulbar, Sabtu (23/01/2021).

Terlihat di Kota Mamuju, Sulawesi Barat, sebagian pengungsi telah kembali kerumahnya, dan masih ada yang bertahan di pengungsian.

Salah satu pengungsi yang tidak ingin disebutkan identitasnya menjelaskan bahwa mereka masih trauma dan khawatir.

“Pada hari kejadian, sempat terjadi gempa kecil sekitar pukul 15.00 Wita sore, tapi kami anggap remeh, dan terjadilah gempa yang menelan korban jiwa itu sekitar jam 04.00 subuh dini hari besoknya, yang dibarengi dengan mati lampu, mungkin warga yang tertimpa bangunan panik, tidak melihat pintu keluar karena gelap, itu yang membuat kami trauma untuk kembalike rumah, bahkan banyak dari kami yang keluar daerah Mamuju untuk mengamankan diri, kami tidak mau anggap remeh, kami terus waspada,” terangnya kepada republiknews.co.id.

Diketahui, 2 warga yang terdampak gempa dikabarkan meninggal dunia di lokasi pengungsian, dan 3 orang belum ditemukan.

Di Mamuju sendiri, terlihat sebagian warga yang membersihkan puing-puing reruntuhan rumahnya dengan bantuan alat berat dari pemerintah.

“Bantuan alat beratnya sampai tanggal 28 bulan ini, lewat tanggal 28, kita akan dikenakan biaya,” kata Akmal, salah satu warga yang rumahnya tidak tersisa lagi.

“Adaji katanya pendataan untuk rumah yang rusak, tidak tahu kalau hanya sekedar didata atau bagaimana,” lanjutnya.

Sementara di pusat gempa yaitu Majene, terlihat tenda-tenda pengungsian di sepanjang jalan trans Sulawesi Majene-Mamuju, Masjid Raya Malunda, Kabupaten Majene belum bisa digunakan dikarenakan retak, warga dan para relawan Salat di pekarangan Masjid.
Salah satu relawan, Try Hartono yang berasal dari Kabupaten Bone mendoakan agar semua bisa kembali pulih.

“Semoga semua bisa kembali seperti sedia kala, kami sayang Sulbar, Sulbar harus kuat,” katanya saat ditemui usai salat Magrib di Pekarangan Masjid Raya Malunda, Sabtu (23/1/2021). (Abdul Muhaimin)

Exit mobile version