REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sektor perbankan di Sulawesi Selatan menunjukkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsebar, aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 4,89 persen year on yaer (yoy) dengan nominal mencapai Rp207,78 triliun.
“Jika dilihat hingga Juli 2025 aset perbankan kita mencapai Rp207,78 triliun, sementara di tahun sebelumnya di periode yang sama hanya mencapai Rp198,09 triliun,” terang Kepala OJK Sulsebar, Moch Muchlasin, dalam keterangannya, kemarin.
Dalam capaian total aset perbankan ini terdiri dari bank umum sebesar Rp203,96 triliun dengan kenaikan 4,95 persen yoy. Sementara pada kontribusi aset dari bank perekonomian rakyat (BPR) sebesar Rp3,8 triliun dengan pertumbuhan 1,53 persen secara tahunan (yoy).
Lanjut Muchlasin, pertumbuhan juga terlihat pada Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengalami peningkatan 8,10 persen (yoy) dengan nilai Rp142,85 triliun. Adapun secara kontribusi penghimpunan DPK dari bank umum sebesar Rp140,26 triliun, dan BPR sebanyak Rp2,4 triliun.
“Dari total DPK kita tabungan mendominasi dengan share sebesar 58,36 persen. Kondisi ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk tabungan,” ujarnya.
Sementara itu, penyaluran kredit oleh perbankan di Sulawesi Selatan juga tumbuh sebesar 4,13 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp168,19 triliun. Pertumbuhan ini menjadi indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan masih berjalan dengan baik, meskipun menghadapi tantangan kondisi ekonomi global.
Menurut Muchlasin, tren pertumbuhan yang terjadi mencerminkan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan. Di sisi lain, perbankan juga didorong untuk terus memperkuat tata kelola dan meningkatkan pelayanan agar dapat berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kami harapkan sektor perbankan di Sulawesi Selatan terus menjaga momentum pertumbuhannya, apalagi ini menjadi salah satu indicator yang mendukung pemulihan ekonomi secara berkelanjutan,” tegasnya.
