Republiknews.co.id

Warga Sulsel Melek Produk Pasar Modal, Investor Tumbuh 19,55 Persen

Ilustrasi kinerja pasar modal. (Dok. Int)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Ketertarikan masyarakat Sulawesi Selatan untuk menikmati beragam produk keuangan di sektor pasar modal mengalami peningkatan positif. Hal ini terlihat pada tingkat inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal yang dianggap mengalami pertumbuhan cukup signifikan secara tahunan.

“Ini tercermin dari pelaku investor pasar modal atau Single Investor Identification (SID) di Sulsel yang tumbuh sebesar 19,55 persen yoy,” terang Kepala OJK Sulselbar Moch. Muchlasin, dalam keterangan resminya, kemarin.

Dengan kenaikan tersebut hingga saat ini tercatat SID pasar modal di Sulsel sebanyak 409.932 investor per Maret 2025, Adapun, dalam pembagiannya terdiri dari Reksa Dana sebanyak 390,429 SID atau tumbuh 18,74 persen secara tahunan, selanjutnya SID sektor Saham sebanyak 135,395 SID atau tumbuh 24,39 persen dari tahun sebelumnya. Adapun pada jumlah investor di Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 18,035 SID atau meningkat 13,19 persen dalam tahunan.

Muchlasin menyebutkan, pertumbuhan di sektor pasar modal bukan hanya terlihat pada perkembangan jumlah investor, tetapi juga terlihat pada nilai transaksi saham. Dimana hingga Maret 2025, transaksi saham telah mencapai Rp6,09 triliun.

“Capaian transaksi saham di Sulsel periode 2024 itu sebesar Rp22,64 triliun,” sebutnya.

Adapun pada perkembangan Industri Jasa Keuangan Non Bank (INKB) di Sulawesi Selatan juga menunjukkan pertumbuhan di periode Februari 2025 pada perusahaan pembiayaan, pergadaian, penjaminan, fintech P2P lending dan dana pensiun.

Sementara, pada sektor-sektor INKB yang mengalami pertumbuhan signifikan secara tahunan atau year on year (yoy) yakni, industri Fintech Peer to Peer Lending atau Pindar sebesar 47,99 persen yoy dengan nilai Rp1,90 triliun, pada kinerja perusahaan pergadaian tumbuh 27,22 persen atau sebesar Rp7,57 triliun yoy.

Selanjutnya, kinerja perusahaan penjaminan juga tumbuh 20,67 persen atau sebesar Rp807 miliar secara tahunan, dan perusahaan pembiayaan dengan pertumbuhan 5,41 persen dengan capaian Rp19,06 triliun. Kemudian, pada kinerja dana pensiun tumbuh 3,59 persen atau Rp1,60 triliun.

“Pada kinerja di industri modal ventura mengalami kontraksi -7,21 persen secara tahunan atau hanya mencapai Rp36 miliar,” terang Muchlasin.

Lanjutnya, pada total premi dalam perusahaan asuransi mengalami penurunan -3,74 persen secara tahunan atau sebesar Rp3,53 triliun di periode 2024. Akan tetapi dari sisi klaim asuransi masih tumbuh 4,55 persen atau sebesar Rp2,69 triliun.

Exit mobile version