0%
logo header
Senin, 05 Juni 2023 08:45

Yayasan Hadji Kalla Beri Pelatihan Pengolahan Bakso Ikan Kemasan Kepada Ibu Rumah Tangga di Wakatobi

Pelatihan Pengolahan Produk Bakso Ikan Kemasan Program Pemberdayaan CSR Yayasan Hadji Kalla. (Istimewa)
Pelatihan Pengolahan Produk Bakso Ikan Kemasan Program Pemberdayaan CSR Yayasan Hadji Kalla. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, WAKATOBI — Untuk mendorong penambahan penghasilan masyarakat kurang mamapu di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Yayasan Hadji Kalla (YHK) turun membuka kegiatan pelatihan pengolahan produk bakso ikan kemasan.

Pihak YHK, membuka pelatihan di Desa Kapota Utara, Kecamatan Wangi-wangi Selatan yang melibatkan puluhan warga mayoritas kelompok ibu-ibu rumah tangga, Minggu (04/05/2023).

Fasilitator atau Pendamping Desa Yayasan Hadji Kalla, Andi Aria Satria mengungkapkan, pelatihan pengolahan produk bakso ikan kemasan merupakan salah satu program pemberdayaan Corporate Social Responsibility (CSR) Yayasan Hadji Kalla. Program ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

Kata Andi, kegiatan pelatihan pengolahan produk bakso ikan kemasan ini akan digelar  sebanyak tiga kali selama satu bulan kedepan. Warga akan dilatih oleh pelatih yang sudah berkompeten.

Baca Juga : Srikandi Tangguh PLN Lalui Segala Tantangan Wujudkan Listrik Berkeadilan di Sulselrabar

“Pelatihan yang kami berikan sifatnya masih stimulan. Artinya masyarakat diajar untuk mandiri setelah diberikan modal berupa peralatan dan bahan baku,” katanya.

“Target kami kedepannya kelompok ibu-ibu ini bisa mandiri membuat bakso kemasan setelah kami lepas,” lanjutnya.

Satu bungkus kemasan bakso ikan dijual dengan harga Rp 25 ribu dengan isi bersih 300 gram.

Andi berharap peserta pelatihan dapat mengikuti kegiatan pelatihan dengan serius. Apalagi produk bakso ikan kemasan bisa menjadi penghasilan tambahan keluarga.

Baca Juga : Safari Ramadan di Pulau Tomia, Bupati Haliana Serahkan Bantuan Pembangunan Masjid Ratusan Juta

“Saya lihat kelompok ibu-ibu yang saya dampingi semangat semua, bahkan mereka sudah punya rumah produksi meski masih menggunakan rumah warga,” tambahnya.

Wa Ode Nur Wahida selaku pelatih dalam kegiatan ini mengatakan, pembuatan produk bakso ikan kemasan sendiri yang harus diperhatikan adalah kualitas bahan bakunya. Ikan miasalnya, harus menggunakan ikan yang masih segar.

“Sebenarnya semua pembuatan produk itu yang harus diperhatikan adalah bahan bakunya. Apalagi ikan, harus menggunakan ikan yang masih segar. Karena ikan itu tinggi vitamin jadi kalau menggunakan ikan yang sudah layu kulit rentan kena alergi,” jelasnya.

Baca Juga : Gandeng Baznas, Bupati Haliana Serahkan Bantu Beras Kepada Lansia di Pulau Tomia

Bahan baku lainnya seperti bawang juga dipastikan masih segar. “Sehingga aromanya dapat. Karena ini kita mengurangi penggunaan MSG (royko, viksin dan lain-lainya red),” lanjut dia.

“Kalau proses pembuatan, sebenarnya tergantung dari peralatan yang kita gunakan. Kalau kita menggunakan alat-alat yang masih manual, prosesnya agak lama. Kalau peralatannya sudah memadai terutama dipencampuran adonan tidak memakan waktu lama,” tutup Wa Ode Nur Hamida.

Untuk bahan baku  produk bakso kemasan sendiri, bisa menggunakan ikan cakalang dan tuna. Produk yang dihasilkan pun premium kualitas, dimana lebih banyak daging dari pada tepung yang bisa bertahan selama 6 sampai 1 tahun kalau masuk freezer. 

Baca Juga : Loka POM Kota Baubau Awasi Makanan Kemasan di Wakatobi

Sementara kalau tidak masuk freezer produk bakso ikan kemasan hanya mampu bertahan selama 2 minggu.

Penulis : Gayus Irawadi
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646