Republiknews.co.id

Akademisi Sebut Uraian Andalan Hati di Debat Kedua Lebih Masuk Akal dan Nyata

Pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi saat tampil dalam debat publik kedua Pilgub Sulsel 2024 di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2024). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Debat publik kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2024 digelar di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2024).

Forum debat yang mempertemukan pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) itu berlangsung dengan lancar. Dua pasangan kandidat mampu memberikan argumen dan memaparkan visi misinya masing-masing.

Namun, Andi Sudirman Sulaiman dinilai mampu memberikan pemaparan down to earth atau membumi. Pasalnya, Andi Sudirman sudah memberikan bukti dan menjadikan langkah saat menjadi gubernur sebagai benchmark ke depan jika Andalan Hati terpilih nantinya.

Pendapat tersebut disampaikan oleh pengamat atau akademisi Unhas, Prof Dr Muhammad Hasyim. Menurutnya, pemaparan Andalan Hati di debat publik kedua ini tidak mengawang-awang.

“Kerja dengan melibatkan stakeholder, komitmen dengan kebijakan. Hilirisasi dan lain sebagainya. Intervensi UMKM dan desa sudah ada sebelumnya dan akan terus dilanjutkan ke depan,” ujar Prof Hasyim.

Lain halnya katanya, jika program offtaker government yang siap dilakukan pasangan DIA untuk seluruh komoditas yang ada agar harga produksi petani stabil atau meningkat.

Offtaker yang disebut Danny Pomanto kemudian menjamin pemerintah akan mengambil semua produksi petani dan menjamin membeli di atas harga biasanya.

“Dengan menggambarkan apa yang dilakukan di Makassar dengan program bank sampah. Pasti bedalah, sampah itu sangat kecil, dibanding seluruh produksi pertanian masyarakat,” tambah Prof Hasyim.

Menurutnya, ada yang mengatakan bahwa program offtaker seluruh produk pertanian masyarakat itu sebatas konsep sebab sulit direalisasikan karena menggunakan anggaran yang tinggi.

“Jadi disimpulkan apa yang dikatakan Andi Sudirman Sulaiman itu keluhatan nyata dan sesuai fakta. Sedangkan Danny masih sebatas konsep,” demikian Prof Hasyim. (*)

Exit mobile version