0%
logo header
Minggu, 10 November 2024 19:50

Akademisi Sebut Uraian Andalan Hati di Debat Kedua Lebih Masuk Akal dan Nyata

Rizal
Editor : Rizal
Pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi saat tampil dalam debat publik kedua Pilgub Sulsel 2024 di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2024). (Foto: Istimewa)
Pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi saat tampil dalam debat publik kedua Pilgub Sulsel 2024 di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2024). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Debat publik kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2024 digelar di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (10/11/2024).

Forum debat yang mempertemukan pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) itu berlangsung dengan lancar. Dua pasangan kandidat mampu memberikan argumen dan memaparkan visi misinya masing-masing.

Namun, Andi Sudirman Sulaiman dinilai mampu memberikan pemaparan down to earth atau membumi. Pasalnya, Andi Sudirman sudah memberikan bukti dan menjadikan langkah saat menjadi gubernur sebagai benchmark ke depan jika Andalan Hati terpilih nantinya.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

Pendapat tersebut disampaikan oleh pengamat atau akademisi Unhas, Prof Dr Muhammad Hasyim. Menurutnya, pemaparan Andalan Hati di debat publik kedua ini tidak mengawang-awang.

“Kerja dengan melibatkan stakeholder, komitmen dengan kebijakan. Hilirisasi dan lain sebagainya. Intervensi UMKM dan desa sudah ada sebelumnya dan akan terus dilanjutkan ke depan,” ujar Prof Hasyim.

Lain halnya katanya, jika program offtaker government yang siap dilakukan pasangan DIA untuk seluruh komoditas yang ada agar harga produksi petani stabil atau meningkat.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Offtaker yang disebut Danny Pomanto kemudian menjamin pemerintah akan mengambil semua produksi petani dan menjamin membeli di atas harga biasanya.

“Dengan menggambarkan apa yang dilakukan di Makassar dengan program bank sampah. Pasti bedalah, sampah itu sangat kecil, dibanding seluruh produksi pertanian masyarakat,” tambah Prof Hasyim.

Menurutnya, ada yang mengatakan bahwa program offtaker seluruh produk pertanian masyarakat itu sebatas konsep sebab sulit direalisasikan karena menggunakan anggaran yang tinggi.

Baca Juga : Pemerintah Bakal Setop Impor Solar Tahun Depan, FORMID Apresiasi Langkah Menteri ESDM

“Jadi disimpulkan apa yang dikatakan Andi Sudirman Sulaiman itu keluhatan nyata dan sesuai fakta. Sedangkan Danny masih sebatas konsep,” demikian Prof Hasyim. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646