0%
logo header
Rabu, 20 November 2024 17:22

AMBF-SSIF 2024: BI Sulsel Fasilitasi Kerjasama Ekspor antara UMKM dengan Investor

Chaerani
Editor : Chaerani
Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda (kedua kiri) saat menyaksikan proses penandatanganan kerjasama investasi, di sela-sela Pembukaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024, bertajuk "Amplifying Investment and Broadening Global Export Channels to Foster Economic Growth", di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu, (20/11/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)
Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda (kedua kiri) saat menyaksikan proses penandatanganan kerjasama investasi, di sela-sela Pembukaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024, bertajuk "Amplifying Investment and Broadening Global Export Channels to Foster Economic Growth", di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu, (20/11/2024). (Dok. Chaerani/Republiknews.co.id)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Sebagai upaya menjembatani kerjasama ekspor antar pelaku UMKM dengan para investor. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersinergi untuk memfasilitasi keduanya melalui pertemuan bisnis.

Hal tersebut diimplementasikan dalam pelaksanaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024. Dalam pertemuan tersebut hadir sekitar 30 buyer (investor) dari berbagai negara mulai dari Jepang, Malaysia, Amerika, India, dan lainnya.

“Jadi disini kita ingin mempertemukan para calon buyer dengan pemerintah daerah atau pelaku UMKM untuk mereka bisa saling bekerjasama di sektor perdagangan. Selain itu, para investor bisa melihat potensi investasi yang ada di daerahnya. Jadi ada investasi dan perdagangan,” kata Kepala BI Sulsel Rizki Ernadi Wimanda, di sela-sela Pembukaan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024, bertajuk “Amplifying Investment and Broadening Global Export Channels to Foster Economic Growth”, di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu, (20/11/2024).

Baca Juga : Dari Aduan Warga hingga Layanan Online Terpadu, Wamendagri Akui Digitalisasi Makassar yang Terbaik

Dalam pertemuan ini telah terjalin 13 kerjasama ekspor antara investor dengan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan termasuk pelaku UMKM senilai Rp91,1 miliar. Kerjasama tersebut mulai dari sektor makanan, minuman, hingga kerajinan.

“Memang untuk ekspor komoditas ini yang paling banyak dilirik itu adalah kuliner, seperti makan dan minum. Termasuk juga rumput laut, kelapa dan lainnya,” katanya.

Menurut Rizki, komoditas rumput laut di Sulawesi Selatan saat ini mulai besar potensinya, misalnya di Kabupaten Bone, Lumu Timur, bahkan termasuk Kabupaten Selayar.

Baca Juga : Hasil Lengkap CostuMAXI 2025: XMAX, NMAX, Aerox dan Lexi Punya Raja Modifikasi Baru

Ia pun optimis, dengan melihat banyaknya potensi ekspor maupun investasi di Sulawesi Selatan, maka lewat kegiatan tersebut akan menghasilkan banyak kerjasama. Sebab, berhasil mempertemukan antara investor, dan pemerintah daerah, bahkan pelaku-pelaku UMKM-nya.

“Kami berharap dengan mempertemukan investor dengan semua wilayah yang mempunyai proyek investasi, bahkan UMKM-UMKM dengan potensi ekspor akan terjalin kerjasama. Termasuk untuk memfasilitasi investor ini melihat langsung potensi-potensi yang ada, seperti di Bone kita fasilitasi untuk melihat pabrik rumput laut,” terangnya.

Kemudian, di pertemuan tersebut jika berhasil membangun kerjasama investasi pada seluruh proyek investasi di daerah maka menghasilkan nilai investasi sebesar Rp9,5 triliun. Kedepannya, beberapa hal yang masih perlu dibenahi agar pelaku UMKM dilirik investor yaitu dengan mengedepankan kualitas, termasuk telah sertifikasi halal dan terdaftar BPOM.

Baca Juga : Tekankan Integritas dan Loyalitas, Wawali Makassar Buka Kegiatan Retret Lurah di Malino

“Terus dia harus memastikan bahwa ketersediaan produknya bisa dipenuhi, jangan sampai sekali order habis. Makanya harus by quantity, quality terus kemudian certificate,” katanya lagi.

Sementara, Kepala Dinas PM-PTSP Sulawesi Selatan Asrul Sani mengungkapkan, di pertemuan ini pemerintah provinsi memfasilitasi pemerintah daerah maupun pelaku UMKM untuk memperkenalkan proyek-proyek investasinya untuk ditawarkan ke calon investor.

Untuk potensinya sendiri, pada sektor perdagangan yakni komoditas rumput laut di Kabupaten Luwu Timur dan Bone, serta sapi potong di Kabupaten Gowa. Termasuk juga pada sektor pariwisata, seperti di Pasir Gusung, Kabupaten Selayar.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

“Tadi Pak Gubernur Sulsel juga sudah sampaikan bahwa memang Sulsel ini banyak potensi. Memang kegiatan ini harus selalu kita lakukan untuk mempromosikan seluruh potensi-potensi yang ada,” terangnya.

Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendorong iklim investasi yaitu dengan membuat peraturan daerah (Perda) terkait dengan kemudahan investasi. Sebab, kemudahan pemberian insentif karena kunci dari investasi itu adalah bagaimana menciptakan inklim investasi.

“Karena kita berbicara terkait dengan potensi, sementara semua provinsi punya potensi yang sama, begitu juga negara lainnya punya potensi yang sama. Jadi kuncinya bagaimana kita menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga para investor itu tertarik masuk ke daerah kita,” katanya.

Baca Juga : Wali Kota Makassar dan Rektor UMI Teken MoU Penguatan Akademik hingga Pemberdayaan UMKM

Asrul menyebutkan, hingga saat ini sektor unggulan dalam mengeliatkan aktivitas investasi yakni sektor pertambangan yang ada di Luwu Timur.

‘Tapi sektor-sektor lain ini kita akan dorong, khususnya tadi rumput laut, karena kita produksinya terbesar di Indonesia,” tutup Asrul.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646