REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR — Anging Mammiri Business Fair (AMBF) X South Sulawesi Investment Forum (SSIF) menjadi pertemuan tahunan yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini menjadi wadah dalam mempertemukan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dengan para buyer dari berbagai negara untuk memasarkan produk-produk UMKM-nya ke pasar global (ekspor). Selain itu, menjembatani daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki potensi sebagai wilayah investasi baru.
Di pertemuan AMBF X SSIF 2025 tercatat 18 UMKM yang berpartisipasi dengan jangkauan promosi produk ke 17 negara. Antara lain Indonesia, Malaysia, China, Jepang, India, Nepal, Thailand, Azerbaijan, Maldives, Uni Emirat Arab, Iran, Mesir, Arab Saudi, Pakistan, Australia, Rusia, dan Belanda. Adapun nilai ekspor dari produk UMKM diperkirakan sebesar Rp206 miliar.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Sementara, pada pertemuan tersebut berhasil menjembatani kerjasama untuk proyek Multipurpose Port and Terminal Pasi Marannu, di Kabupaten Sinjai antara PT Sarana Pembangunan Sinjai dengan Pemerintah Kabupaten Sinjai dengan nilai potensi investasi USD 20 miliar.
Selain itu terdapat tiga proyek yang masuk dalam Letter of Intent (LoI) kesepakatan awal. Antara lain, proyek Pembangunan Listrik Tenaga Surya Apung di Bendungan Bili-Bili, di Kabupaten Gowa dengan nilai potensi investasi Rp900 miliar, Bendungan Passel Oreng di Kabupaten Wajo dengan nilai potensi investasi sebesar Rp1,1 triliun. Kedua proyek ini dikerjakan PT Mentari Sakti Energi.
Kemudian, proyek Development of Integrated Seaweed Industry East Luwu Regency antara Korea dan Indonesia Industry and Technology Cooperation Center (KITC) senilai Rp79,8 miliar.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
“Dengan komitmen bersama dalam meningkatkan nilai ekspor di tahun ini kami melibatkan 18 UMKM lokal di Sulawesi Selatan dengan 30 buyers dari 17 negara pada pertemuan tahunan ini” ujar Kepala BI Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, di sela-sela Pembukaan AMBF X SSIF 2025 bertajuk “Empowering Green Economic Investment – From Local Champions To Global Vision”, di Claro Hotel Makassar, Rabu, (12/11/2025).
Selain itu, menjembatani 19 Investment Project Ready to Offer (IPRO) di Sulawesi Selatan dengan nilai potensi investasi sebesar Rp5,8 triliun dari calon investor dari 23 negara.
Rizki mengatakan, di tengah ketidakpastian global ekonomi, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan III 2025 mencapai 5,04 persen. Capaian ini ditopang oleh kinerja investasi dan ekspor yang terbaik, serta konsumsi pemerintah yang mulai meningkat.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Lanjutnya, meskipun pertumbuhan ekonomi secara nasional mengalami perlambatan. Namun pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan justru menguat dari 4,94 persen menjadi 5,01 persen.
“Ini didorong oleh pertumbuhan investasi sebesar 5,9 persen dan ekspor sekitar 5,02 persen. Kami melihat Sulawesi Selatan memiliki potensi investasi dan perdagangan yang besar, didukung oleh sumber daya alam yang kuat dan posisi strategis sebagai gerbang Kawasan Timur Indonesia,” jelasnya.
Sementara, pada penguatan ekspor di Sulawesi Selatan. Khususnya pada sektor pertanian, perikanan, dan kelautan, pariwisata, serta energi baru terbarukan juga sangat besar.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Dengan prospek pertumbuhan dan perluasan ekspor dan penguatan investasi menjadi kunci untuk menjaga ketahanan dan akselerasi ekonomi daerah. Sehingga pergelanggaran AMBF dan SSIF ini menjadi forum yang strategis dalam memperkuat ekosistem perdagangan dan investasi di Sulawesi Selatan,” tegas Rizki.
Menurutnya, AMBF dan SSIF menjadi upaya nyata dalam memperkuat ekosistem perdagangan dan investasi di Sulawesi Selatan. Pada sektor perdagangan, berbagai sinergi telah dilakukan sejak 2021. Salah satunya mengagas program Rewako Ekspor untuk meningkatkan kapasitas dan daya serap UMKM.
Ia menyebutkan, dari outcome AMBF 2024 dengan komitmen penguatan dan perluasan ekspor mencapai USD 12,37 juta atau sekitar Rp206,4 miliar. Nilai ini meningkat dari tahun lalu sebesar USD 5,9 juta atau Rp98,8 miliar. Selanjutnya, pada sisi investasi, Sulawesi Selatan terus memperkuat sinergi untuk memastikan kesiapan dan akselerasi proyek investasi potensial. Antara lain melalui South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) untuk memfasilitasi berbagai proyek di investasi.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Promosi proyek melalui SSIC maupun proyek potensial lainnya juga difasilitasi melalui berbagai forum strategis. Salah satunya, Indonesia Investment Forum (IIF) yang digelar Bank Indonesia bersama KBRI Tokyo pada 2024, dan Osaka World Expo 2025.
“Upaya ini menghasilkan potensi investasi sebesar Rp7,8 triliun untuk 11 proyek IPRO pada SSIC 2024, serta 18 proyek potensial dari 16 kabupaten dan kota di SSIC tahun ini yang siap ditawarkan. Capaian ini sekaligus menunjukkan meluasnya pipeline investasi dan kesiapan Sulawesi Selatan untuk menarik investasi yang berkualitas di masa mendatang,” katanya.
Pada tema AMBF X SSIF 2025 yang diangkat menegaskan dua tujuan utama. Pertama, penguatan peran Sulawesi Selatan sebagai pusat investasi kompetitif dan rumah bagi local champion agar tembus pasar global. Kedua, bagian dari komitmen untuk mendorong investasi berkelanjutan yang sejalan dengan prioritas ekonomi hijau dan agenda transisi energi nasional dan global.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Dengan kesinambungan tersebut, AMBF X SSIF tahun ini diharapkan menjadi momentum untuk memperluas portfolio investasi, memperluas jejaring global, serta memanfaatkan posisi Sulawesi Selatan dalam peta ekonomi hijau nasional dan internasional,” harapnya.
Melalui pertemuan ini pun diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan bisnis yang konkret antara UMKM, buyer, dan investor. Forum ini diharapkan mampu menciptakan hubungan kemitraan jangka panjang untuk memperluas, memperkuat kapasitas usaha, akses pasar, dan jaring global, utamanya bagi pelaku UMKM.
“Sejalan dengan itu, berbagai promosi investasi yang difasilitasi pada kesempatan ini diharapkan dapat menghasilkan Letter of Intent (LoI) sebagai bentuk ketertarikan awal investor terhadap proyek-proyek potensial di Sulawesi Selatan. Harapan kami, komitmen tersebut dapat ditindaklanjuti menjadi nota kesepahaman dan inisiatif bekerja sama yang strategis yang mendukung perceparan realisasi investasi di daerahnya,” tutup Rizki.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Sementara, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Andi Darmawan Bintang mengungkapkan, investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Investasi adalah kunci dalam meningkatkan kesejahteraan, dan membuka peluang bagi kesejahteraan masyarakat dan tentu investasi ini adalah kunci utama dalam akselerasi pertumbuhan ekonomi terutama karena perannya dalam menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daya beli masyarakat, termasuk perputaran ekonomi yang merata,” ungkapnya.
Pada triwulan ketiga 2025 nilai investasi di Sulawesi Selatan mencapai Rp4,84 triliun atau naik sebesar Rp215 miliar atau 5,55 persen di periode yang sama tahun sebelumnya. Kontribusi peningkatan investasi berasal dari pertambangan, perdagangan, perumahan, perkantoran, transportasi, komunikasi, dan industri.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
“Sementara pada saat ini lima negara penyumbang investasi di Sulawesi Selatan yaitu Kanada, Australia, Tiongkok, Singapura , dan Hongkong,” jelasnya.
Sementara, dari sisi ekspor, nilai ekspor Sulawesi Selatan naik dari USD 1,44 miliar pada 2021 menjadi USD 2,34 miliar pada 2023. Ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 43 persen dalam 4 tahun berakhir.
“Dua kontribusi utama komoditas yang menjadi penyumbang dari total ekspor di Sulawesi Selatan yaitu nikel dan besi baja yang menempatkan kedua komoditas ini pada posisi 69 persen dari total nilai ekspor,” jelasnya.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Adapun tiga negara utama ekspor di Sulawesi Selatan antara lain, Jepang dengan kontribusi 48,86 persen, dan Tiongkok sebesar 33,69 persen.
“Dengan perluasan pasar di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Korea Selatan dan India. Hal ini menunjukkan bahwa Sulawesi Selatan telah menjadi bagian penting dari nilai rantai yang diperlukan,” kata Darmawan.
Dengan peningkatan investasi maupun ekspor produk UMKM dapat menjadi motor penggerak peningkatan perekonomian di Sulawesi Selatan.