REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Menghadapi tantangan perubahan iklim dan cuaca ekstrem, Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, menunjukkan komitmen kuat menjaga ketahanan ekonomi lokal melalui penguatan sektor pertanian.
Kepala Desa Loa Raya, Martin, mengatakan bahwa sekitar 30 hektare lahan pertanian masih aktif digarap. Namun cuaca yang tak menentu menjadi tantangan utama yang dihadapi para petani. Meski demikian, pemerintah desa tidak tinggal diam.
“Pertanian adalah jantung ekonomi kami. Karena itu, kami sedang merancang solusi konkret agar para petani tetap bisa produktif meski cuaca sulit diprediksi,” ujar Martin, Kamis (24/07/2025).
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan
Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan infrastruktur air seperti embung dan pompa irigasi. Fasilitas ini diharapkan mampu menjaga pasokan air selama musim kemarau. Selain itu, desa juga intens menjalin koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum untuk mendapatkan dukungan teknis dan program.
“Kami sudah berbicara dengan pihak terkait agar ada intervensi langsung dalam bentuk pelatihan dan penguatan sistem irigasi berbasis adaptasi iklim,” jelasnya.
Upaya lain yang tengah digiatkan adalah pelatihan pertanian berkelanjutan. Pemerintah desa mendorong petani untuk mulai mengadopsi metode tanam yang lebih tangguh terhadap kondisi cuaca ekstrem. Tujuannya agar produktivitas lahan tetap terjaga dan risiko gagal panen bisa diminimalisasi.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
Martin turut mengapresiasi semangat gotong royong dan kemandirian para petani yang tetap setia mengolah lahan di tengah keterbatasan.
“Warga kami tetap semangat bertani meski cuaca sering tak menentu. Itu yang ingin kami jaga. Peran kami sebagai pemerintah desa adalah memperkuat semangat itu dengan tindakan nyata,” tegasnya.
Dengan kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah desa, dan instansi terkait, Loa Raya membuktikan bahwa desa berbasis pertanian pun bisa tangguh dan adaptif dalam menghadapi krisis iklim.
