REPUBLIKNEWS.CO.ID, LUWU UTARA — Pemerintah Daerah Luwu Utara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) tidak hanya melakukan pendampingan untuk anak-anak di Camp Pengungsian.
Pendampingan berupa layanan kukungan psikososial juga dilaksanakan untuk ibu-ibu, pasca banjir bandang yang terjadi 13 Juli 2020 lalu.
“Edukasi keluarga khususnya pengasuhan anak di pengungsian kami peruntukkan untuk aktivitas ibu-ibu, juga dilakukan pendampingan psikososial dasar,” kata Kabid Pemberdayaan Perempuan, Hariana, Sabtu (15/08/2020).
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Hariana menyebutkan, pihaknya juga melakukan pendampingan seperti kegiatan kreatif yakni memanfaatkan pakaian bekas untuk kemudian dijadikan keset.
“Di beberapa titik pengungsian kami sudah lakukan seperti di Pasar Baebunta, Panampung, Meli, Kampal, Kantor Bupati, dan juga di SMP 4. Jadi sisa pakaian bekas yang berlimpah hasil dari donasi yang masuk ke Luwu Utara, dimanfaatkan untuk dijadikan keset/lap kaki, kemudian dijual. Selain bermanfaat untuk menghilangkan trauma, juga bernilai ekonomis bagi ibu-ibu,” papar Hariana.
Sementara itu, Sandra (30) warga Desa Meli menuturkan, kegiatan membuat keset menjadi salah satu pilihan untuk mengusir rasa bosan selama tinggal di camp pengungsian.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
“Iye ini alhamdulillah sudah ada aktivitas jadi bisa sedikit pelan-pelan menghilangkan trauma,” tutur Sandra.
Diketahui, berdasarkan pantauan di lapangan, keset di camp pengungsian Desa Meli dijual dengan kisaran harga Rp.20.000 hingga Rp.50.000. (*)