REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan komitmennya untuk mendorong pemerataan pembinaan olahraga tenis ke seluruh kecamatan, khususnya wilayah hulu yang selama ini belum tersentuh optimal.
Hal itu disampaikan Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, usai menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) Kukar di Ruang Serbaguna DPRD Kukar, Sabtu (17/05/2025).
“Selama ini baru beberapa kecamatan saja yang aktif, seperti Muara Badak dan Sanga-Sanga. Itu pun karena adanya dukungan dari perusahaan sekitar,” ujarnya.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan
Menurut Aji Ali, wilayah-wilayah hulu seperti Kota Bangun menyimpan potensi besar dalam pengembangan tenis. Namun, kurangnya fasilitas dan akses pembinaan membuat potensi tersebut belum tergali maksimal.
“Di daerah hulu potensinya ada, hanya saja belum diberi kesempatan. Jika program pembinaan bisa menjangkau mereka, saya yakin akan muncul bibit atlet baru dari sana,” tegasnya.
Ketua PELTI Kukar yang baru, Fatlon Nisa, disebutnya telah menyambut positif gagasan tersebut dan menjadikannya prioritas selama masa kepemimpinannya.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
Dispora Kukar juga berupaya mendukung pengembangan tenis melalui renovasi sejumlah lapangan milik pemerintah, termasuk pemanfaatan fasilitas tenis di lingkungan DPRD Kukar yang kini terbuka untuk umum.
Namun, Aji Ali menyoroti tantangan utama yang masih dihadapi, yakni keterbatasan fasilitas dasar seperti raket dan bola tenis, yang masih tergolong mahal bagi sebagian masyarakat.
“Kalau kita ingin pembinaan usia dini berjalan, sarananya harus disiapkan dulu. Tidak semua orang tua mampu beli raket untuk anaknya, apalagi jika bukan berasal dari keluarga atlet atau pelatih,” jelasnya.
Baca Juga : DPMD Kukar Tegaskan Pendampingan Penetapan Batas Desa di Kecamatan Tabang
Ia mendorong PELTI Kukar untuk menyusun program pembinaan yang bersifat inklusif dan menyentuh langsung ke masyarakat, khususnya pelajar di pelosok daerah.
“Program pembinaan harus bisa memasyarakatkan tenis, agar olahraga ini tidak hanya dikenal di kota, tetapi juga di desa-desa,” tutupnya.