REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menggelar ajang olahraga rakyat Bejaguran Season IV pada 20 hingga 21 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah daerah dalam memfasilitasi olahraga tantangan yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni, mengatakan bahwa bejaguran merupakan salah satu bentuk olahraga tradisional berbasis ketangkasan fisik yang kini terus mendapatkan tempat khusus dalam pembinaan olahraga lokal.
“Tujuan dari bejaguran adalah memberikan panggung bagi para atlet, pemuda, dan komunitas olahraga tarung untuk menyalurkan kemampuan fisik dan teknik dalam suasana yang sportif dan terarah,” ujar Aji Ali pada Senin (19/05/2025).
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan
Ia menjelaskan, meski secara umum bejaguran mirip dengan olahraga tarung seperti tinju, namun karakter dan akar budaya olahraga ini berbeda. Bejaguran lahir secara organik dari kebiasaan masyarakat dan dapat berlangsung secara fleksibel, namun tetap dalam koridor aturan yang menjamin keselamatan peserta.
“Kalau tinju harus melalui pertandingan resmi, sementara bejaguran bisa digelar secara spontan. Tapi tetap ada regulasi yang kami tegaskan untuk menjamin keamanan dan menjaga sportivitas,” jelasnya.
Lebih dari sekadar ajang adu ketangkasan, Bejaguran Season IV juga diarahkan menjadi sarana pembinaan jangka panjang bagi talenta muda daerah agar bisa berkembang ke jenjang profesional.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
“Jika dibina dengan baik dan ajangnya rutin, bukan tidak mungkin para peserta bejaguran ini nantinya bisa naik level menjadi atlet profesional. Jadi, olahraga ini bisa berkembang ke dua arah—sebagai budaya masyarakat maupun sebagai olahraga prestasi,” tambah Aji Ali.
Event bejaguran sebelumnya telah mencuri perhatian luas, baik dari kalangan muda maupun masyarakat umum. Edisi keempat yang akan digelar tahun ini diharapkan menjadi momentum penguatan solidaritas antar komunitas sekaligus wadah pencarian bibit unggul olahraga tarung khas Kukar.