0%
logo header
Jumat, 11 Juli 2025 15:41

DPMD Kukar Teguhkan Gotong Royong sebagai Fondasi Pembangunan Desa

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Sosialisasi pelaksanaan BBGRM Tahun 2025, DPMD Kukar. (IST)
Sosialisasi pelaksanaan BBGRM Tahun 2025, DPMD Kukar. (IST)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan bahwa budaya gotong royong bukan sekadar warisan sosial, tetapi fondasi utama dalam membangun desa secara partisipatif. Penegasan ini disampaikan dalam kegiatan sosialisasi Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) 2025 yang digelar secara hybrid di Ruang Rapat Kepala DPMD Kukar, Jumat (11/07/2025).

Kepala DPMD Kukar, Arianto, menekankan bahwa gotong royong adalah kekuatan kolektif masyarakat yang berperan penting dalam mendukung pembangunan di desa maupun kelurahan.

“Gotong royong bukan seremoni tahunan, melainkan bagian dari karakter masyarakat yang mampu menggerakkan pembangunan dari bawah,” ujarnya.

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan

Ia menjelaskan bahwa semangat BBGRM tidak hanya bertujuan memperingati nilai-nilai kebersamaan, tapi juga menghidupkan kembali kolaborasi dalam pengelolaan lingkungan, pembangunan infrastruktur, hingga peningkatan layanan sosial.

Hingga Juni 2025, tercatat 237 desa dan kelurahan di Kukar telah rutin melaksanakan kegiatan gotong royong. Meski demikian, Arianto mendorong peningkatan partisipasi di 26 desa dan kelurahan lainnya yang belum aktif melaporkan kegiatan serupa.

“Ini bukan hanya soal laporan administratif. Partisipasi gotong royong mencerminkan kekuatan sosial sebuah desa,” tegasnya.

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif

Untuk memperkuat semangat kebersamaan ini, DPMD Kukar juga menggelar lomba desa dan kelurahan berbasis gotong royong. Penilaian lomba tidak hanya difokuskan pada pelaksanaan di tahun berjalan, tapi juga pada keberlanjutan dan konsistensi kegiatan dari tahun ke tahun.

“Partisipasi yang berkelanjutan menunjukkan komitmen warga. Bukan sekadar ramai satu kali dalam setahun, tapi menjadi budaya yang tumbuh setiap minggu atau bulan,” jelas Arianto.

Ia juga menyebutkan bahwa dukungan anggaran dari Pemkab Kukar, seperti dana Rp50 juta per RT, telah memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk menjalankan kegiatan gotong royong secara mandiri dan kreatif.

Baca Juga : DPMD Kukar Tegaskan Pendampingan Penetapan Batas Desa di Kecamatan Tabang

“Ketika warga bergerak sendiri membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, atau membangun sarana bersama tanpa harus menunggu arahan, itulah bentuk nyata pembangunan berbasis partisipasi,” tambahnya.

Arianto berharap BBGRM 2025 bukan hanya menjadi ajang kegiatan fisik, tetapi juga forum konsolidasi sosial untuk memperkuat solidaritas dan semangat kolektif masyarakat desa.

“Pembangunan tidak cukup hanya dengan anggaran dan regulasi. Kita butuh budaya kolektif yang terus tumbuh. Gotong royong adalah jiwa dari pembangunan desa yang berkelanjutan,” pungkasnya.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646