0%
logo header
Kamis, 06 April 2023 21:20

Gagasan Danny Pomanto Bentuk Lorong Wisata, Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi dan Tekan Inflasi di Makassar

Rizal
Editor : Rizal
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto saat menjadi pembicara di acara Speak After Lunch Inews, di Jakarta, Kamis (6/4/2023). (Foto: Istimewa)
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto saat menjadi pembicara di acara Speak After Lunch Inews, di Jakarta, Kamis (6/4/2023). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA – Gagasan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto membentuk Lorong Wisata (Longwis) di 15 kecamatan se – kota Makassar terbukti mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi di Kota Makassar.

Dengan program longwis ini mensupport pertumbuhan ekonomi di Makassar mencapai 5,40 persen dari sebelumnya 4,47 persen. Selain itu inflasi di Makassar juga turun, berdasarkan data BPS Kota Makassar bahwa sejak November tahun lalu mencapai 5,99 persen lalu turun mencapai 5,72 persen pada Februari 2023.

Moh Ramdhan Pomanto mengatakan pandemi memberi kesempatan Pemkot Makassar untuk me-reset kembali ekonomi sehingga memulainya dengan ekonomi mikro berbasis lorong atau UMKM.

Baca Juga : Pasangan Ideal, Jaringan Kesehatan Makassar Solid Dukung Appi-Aliyah

“Program kami namakan lorong wisata, ada 5.000 lorong. Tahun lalu 1.096 dan tahun ini targetnya 1.000 lorong. Itu tidak lain untuk membangkitkan ekonomi mikro. Jika dimulai dari mikro maka kita akan sekaligus kerjanya karena termasuk menekan gini ratio atau kesenjangan ekonomi,” kata Danny Pomanto sapaan akrab Ramdhan Pomanto di sela-sela acara Speak After Lunch Inews, di Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Klaster-klaster ekonomi dengan lorong wisata itu memperkuat ekonomi, apalagi di dalamnya juga ada budidaya lobster, tanaman, UMKM dan banyak hal lain.

“Di longwis inilah saya ajak masyarakat menanam sejumlah komoditi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini sejalan dengan kebijakan pusat untuk memerangi inflasi, juga food security. Termasuk menguatkan hubungan sosial masyarakat karena adanya kerja sama di lorong,” ujar Danny.

Baca Juga : IOH Group dan Accenture Siap Bangun Peradaban Ekonomi Digital Indonesia

Padahal, biasanya itu dilakukan di wilayah luas, tetapi di Makassar dilakukan di lorong-lorong. Makanya, Longwis kini menjadi ruang produktif dan etalase kota, beda dengan sebelumnya.

Dari situ ekosistem pun terbentuk, termasuk digitalisasi dibuat dimasukkan ke big data Metaverse, seperti ada QR Code untuk penduduk, data pribadi, digital address, medical record, financial record, semuanya. Rumah-rumah dibuat tiga dimensi. Pun, mengukur tingkat sosial sehingga ada mitigasi sosial; social caring, social sharing.

Efek positif terhadap program ini pun membuat Presiden RI Joko Widodo senang. Lantaran harga komoditi pokok di Makassar terbilang stabil.

Baca Juga : Srikandi PLN Hadir Beri Dukungan TJSL Hingga UMKM di Kota Makassar

“Pak Presiden pekan lalu ke Makassar dan menanyakan harga-harga, termasuk harga cabai. Pak Presiden sampaikan harga cabai di Makassar Rp40 ribu per kg itu bagus sekali dibandingkan dengan Jakarta sampai Rp90 ribu. Jadi Pak Presiden katakan tidak perlu khawatir,” demikian Danny. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: [email protected] atau Whatsapp +62 813-455-28646