0%
logo header
Sabtu, 06 April 2019 18:46

Gubernur Sulsel dan Menteri Pertanian Hadiri Ritual Mattompang Arajang di Bone

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menyerahkan salah satu benda pusaka kepada Bissu pada Ritual Mattompang Arajang, di Lapangan Merdeka, Watampone, Kabupaten Bone, Sabtu (06/05/2019).
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menyerahkan salah satu benda pusaka kepada Bissu pada Ritual Mattompang Arajang, di Lapangan Merdeka, Watampone, Kabupaten Bone, Sabtu (06/05/2019).

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BONE – Kabupaten Bone dikenal sebagai daerah yang menyimpan keunikan dan kegiatan kebudayaan tersendiri. Salah satunya adalah kegiatan penyucian benda pusaka adat kerajaan Bone dalam ritual Mattompang Arajang.

Pusaka-pusaka ini disimpan dengan sangat baik dalam museum khusus Arajang, yang hanya sekali setahun bisa kembali dibuka, yaitu pada peringatan hari jadi Kabupaten Bone.

Pada Sabtu, (06/04/2019) tradisi ini kembali dilaksanakan dan dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah dan Istri, Lies F Nurdin. Dua hari sebelumnya telah dilakukan prosesi pra Mattompang Arajang.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Pada puncak pelaksanaan HUT Bone, Mattompang Arajang diawali di Rumah Jabatan Bupati. Selain Gubernur, juga hadir Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Ketua DPRD Sulsel HM Roem dan mantan Penjabat Bupati Bone Andi Bakti Haruni dan sejumlah Bupati/ Walikota dari berbagai daerah serta raja-raja se Nusantara.

Kemudian para Bissu dari Arajang melapor untuk persiapan menuju ke Lapangan Upacara di Lapangan Merdeka, Bone. Para bissu membawa benda pusaka kerajaan melapor kepada Bupati Bone, Andi Fashar Padjalangi untuk menuju ke panggung penghormatan.

“Para Bissu melakukan ritual merawat benda pusaka kerajaan, datang selaku Mappaota (meminta izin raja atau pimpinan) di depan Bupati Bone, yang dipersaksikan bagaimana di masa lampau, melapor bahwa persiapan Mattompang telah dimulai, melapor kepada menteri, gubernur dan bupati,” kata Budayawan Bone, Andi Muhammad Yusan La Tenri Tappu menjelaskan prosesi adat.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

Kemudian dari rumah jabatan bersama-sama berjalan kaki menuju ke panggung penghormatan.

Bupati Bone, Andi F. Padjalangi mengatakan ritual adat ini sebagai bentuk penghargaan kepada Raja Bone terdahulu.

“Ini merupakan bentuk penghargaan kami pada leluhur atas kebesaran yang telah diraih dan kebijaksanaan yang diwariskan,” sebut Andi Fashar Padlangi.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Sementara itu, Gubernur Sulsel menyampaikan peringatan hari jadi harus dirayakan dengan rasa syukur dan bahagia.

“Peringatan hari jadi dalam perpektif budaya, sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan dan karenanya peringatan hari jadi ini patut dirayakan dengan rasa syukur dan bahagia,” ujarnya.

Pada kesempatan ini Gubernur Sulsel menyerahkan sertifikat Mattompang Arajang sebagai warisan budaya tak benda.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Adapun benda-benda yang dimurnikan atau disucikan yakni Sembangeng Pulaweng (selempang emas), rantai besar 63 buah emas dengan panjang 1,77 m berat 5 kg dengan 2 medali emas. Ini merupakan warisan kerajaan Bone.

Benda pusaka lainnya adalah Keris La Makkawa merupakan pusaka Raja Bone Ke-15 La Tenritata Arung Palakka. Pada zamannya pusaka ini digunakan Arung Palakka dalam pertempuran melawan musuh kerajaan. Dan Lasalaga sebuah tombak berhias emas yang merupakan simbol kerajaan Bone. (rls)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646