0%
logo header
Rabu, 11 Mei 2022 04:52

Jaga Keberlangsungan Hidup Penyu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin Lepas Ribuan Tukik di Pantai Kuta

Wakil Presiden Ma'ruf Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin, melepas Tukik ke alam bebas di Pantai Kuta, Selasa (10/05/2022). (Istimewa)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin beserta Ibu Wury Ma’ruf Amin, melepas Tukik ke alam bebas di Pantai Kuta, Selasa (10/05/2022). (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, BALI — Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin melakukan pelepasan anak penyu atau Tukik di Pantai Kuta yang terletak di Belakang Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center (KBSTCC), Kabupaten Badung, Bali, Selasa (10/05/2022).

Kegiatan diawali dengan doa bersama untuk memanjatkan harapan agar kelestarian hidup penyu di alam bebas dapat terus berlangsung ditengah tantangan Alam yang ada, baik yang berasal dari predator, perubahan iklim, maupun tangan jahil manusia.

Dengan berjongkok, Wapres beserta Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin secara perlahan melepaskan Tukik ke alam bebas yang diikuti langkah alami para anak penyu ke arah laut. Terlihat senyum terpancar dari wajah Wapres dan Ibu saat menyaksikan momen tersebut.

Baca Juga : Wapres Apresiasi Program Gubernur Sulsel dalam Pengembangan Ekosistem Ekonomi dan Keuangan Syariah

Pada kesempatan yang sama, Founder Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center (KBSTCC) I Gusti Ngurah Tresna, yang memandu jalannya pelepasan tukik mengajak seluruh peserta yang hadir untuk meneriakkan yel yel “Go Baby Go…Go Baby Go…”.

“Hal tersebut dapat memberikan semangat agar anak penyu dapat segera berjalan menuju ke laut” ujarnya

“Tentang siklus hidup penyu yang nantinya akan kembali lagi ke tempat pertama penyu tersebut menetas. Habitat penyu ada di tengah laut, 60 jam berenang, empat hari tidak makan berenang terus, nantinya 25 tahun kemudian akan kembali ke tempat menetas,” papar Gusti Ngurah Tresna.

Baca Juga : Meski Krisis Ekonomi, Ma’ruf Amin: Sulsel Tumbuh Impresif

“Namun, pengelola yang sudah mengabdi selama 20 tahun tersebut menyayangkan, rentannya siklus hidup penyu membuat tidak banyak anak tukik yang mampu bertahan hidup. Only one (hanya satu) yang dapat survive (bertahan hidup) dari 1.000 anak penyu,” pungkasnya.

Disisi lain, relawan terlatih dari KBSTCC Yossy Wijaya, pada momen yang sama turut menjelaskan mitologi dari penyu tersebut.

“Penyu sendiri secara mitologi memiliki mitos sebagai pembawa berkah keberuntungan dan usia panjang serta sebagai penjaga laut dan bumi ini, dan secara ekologi kehidupan laut, mereka adalah indikator bahwa pinggiran laut itu sehat airnya dan bebas polusi sehingga aman untuk berenang dan berwisata,” ungkap Yossy.

Baca Juga : Keputusan Pemegang Saham 100% Konversi Bank Sulselbar, Wapres Apresiasi Jadi BPD Syariah Universal

“Sebagai informasi, KBSTCC dibentuk sebagai bagian dari proses perlindungan satwa penyu yang datang bertelur di Pantai Kuta. Proses perlindungan berupa konservasi relokasi telur penyu hingga proses menetas dan akan dilepas kembali ke laut usai penetasan. Proses ini secara edukatif dan praktikal dilakukan oleh para pengurus KBSTCC dengan dampingi oleh I Wayan Wiradnyana, Founder Bali Sea Turtle Society(BSTS),” terangnya. (*)

Penulis : Wahyu Widodo
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646