REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Pembalut merupakan sebuah kebutuhan primer bagi kalangan wanita. Pembalut ini pun menjadi salah satu sumber limbah yang tak terbatas.
Di sebuah pondok pesantren putri diperkirakan dapat menghasilkan limbah pembalut sekali pakai mencapai puluhan ribu hanya dalam kurun waktu sebulan. Dengan demikian, dibutuhkan inovasi khusus guna memanfaatkan limbah pembalut sekali pakai tersebut menjadi sesuatu yang berguna.
Hal ini melatarbelakangi tim Program Kreativitas Mahasiswa skema Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) Universitas Negeri Mahasiswa (UNM) memperkenalkan sebuah program pelatihan bernama Media Tanam Pembalut Sekali Pakai (METAPASI) sebagai solusi pemanfaatan limbah tersebut. Program ini pun berhasil lolos mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti tahun 2023.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Program pelatihan tersebut dilakukan di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin yang terletak di Jalan KH Abdul Jabbar Ashiry, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Digelar mulai 13 Juli 2023 dan berakhir pada 15 Oktober 2023.
Tim PKM-PM UNM ini diketuai oleh Farisya Noor Auliyah dibawah bimbingan Jeddah Yanti selaku pembimbing program. Adapun program tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin, Rienda Noor Asyifa.
Program pelatihan METAPASI ini melibatkan kurang lebih 1.200 santriwati. Dengan jumlah santriwati sebanyak itu diperkirakan lebih dari 120 kilogram tumpukan sampah pembalut sekali pakai dihasilkan setiap bulannya.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Pengurus pondok pun berusaha keras untuk menyelesaikan masalah tumpukan limbah pembalut dengan membentuk kerjasama dalam menerapkan solusi dan inovasi yang ditawarkan oleh tim PKM-PM UNM tersebut.
Ketua Tim PKM-PM UNM, Farisya Noor Auliyah menjelaskan bahwa program pelatihan dalam mengolah pembalut sekali pakai menjadi media tanam merupakan inovasi yang sangat bermanfaat. Pasalnya, dapat digunakan untuk menumbuhkan tanaman sekaligus menjadi penopang akar untuk mengokohkan tanaman.
“Limbah pembalut sekali pakai ini jika diolah menjadi media tanam dapat bermanfaat besar sebab bisa menyerap air dan dapat mempertahankan kelembaban tanaman. Makanya, kita tidak perlu terlalu sering menyiram tanaman,” kata Farisya.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Adapun proses dan konsep pelatihan METAPASI ini, katanya, berbasis pada solusi pengelolaan limbah pondok dengan mengikuti tujuan SDGs 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan target SDGs 12 pengelolaan limbah, yakni mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, serta pengolahan pembalut sekali pakai santriwati menjadi media tanam sebagai bentuk tanggung jawab penuh pihak pondokan.
“Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan dapat memberikan edukasi tentang pengelolaan limbah di lingkungan pondok pesantren perempuan di seluruh Provinsi Sulawesi Selatan. Sehingga apa yang menjadi masalah dapat berubah menjadi suatu peluang dan manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh semua kalangan,” demikian Farisya. (*)
