REPUBLIKNEWS.CO.ID, BULUKUMBA — Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang tidak memperlakukan uang dengan baik. Sehingga uang tersebut tidak layak pakai, karena mengalami kerusakan. Bahkan dari data hasil survei yang dilakukan oleh BI, uang yang mengalami kerusakan tersebut berada pada pecahan uang kecil.
Kepala BI perwakilan Sulsel, Bambang Kusmiarso, mengatakan bahwa hal ini terjadi dikarenakan pemahaman masyarakat dalam memperlakukan rupiah masih perlu ditingkat.
“Masih perlu sosialisasi secara massif kepada masyarakat dalam memperlakukan uang dengan baik, sehingga tidak mengalami kerusakan,” ujarnya, saat acara Gebyar Cinta Rupiah di Kabupaten Bulukumba, Minggu (06/10/2019).
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
Menurutnya rupiah merupakan simbol Negara sehingga perlu dijaga. faktor lain juga yang menjadi penyebab rusaknya uang, karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara penukaran uang yg tidak layak edar.
“Selama ini masyarakat belum banyak menukarkan uang mereka yang rusak, padahal pelayanan uang rusak adalah gratis,” tuturnya.
Edukasi tata cara penukaran dan perlakuan rupiah yang baik. Dia menjelaskan ada tiga cara untuk menjaga uang rupiah, dengan 5 jangan yakni jangan diremas,jangan dicoret, jangan disteplas, jangan dilipat.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Bambang menjelaskan salah satu tugas BI adalah mengatur sistem pembayaran. Selain itu pengelolan uang yang aman, dengan menyediakan nominal yang cukup, jenis pecahan, tepat waktu dan kondisi layak edar. Selain itu, melakukakn layanan kas diluar kantor dengan kas keliling bekerjasama dengan pihak TNI terutama dengan daerah kepuluaun terluar terdepan.
Selain itu kas titipan salah satu layanan untuk memenuhi likuidasi perbankan.
“Bulukumba menjadi salah satu terpilih, untuk gebyar cinta rupiah, dimana Bulukumba setiap tahun yang rata-rata sebesar Rp. 179 M . jumlah tersebut diluar yang penuhi oleh penuhi Bank,” tambahnya.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
Hal senada juga diungkapkan oleh bupati Bulukumba Andi Sukri Sappewali saat acara gebyar cinta rupiah di daerahnya.
“Banyaknya uang rusak dan tidak layak dikarenakan masyarakat masih menyimpan uang secara sembarang, tidak memperlakukan dengan baik,” tegas.
Karenanya dia berharap kedepannya, transaksi keuangan secara elektronik bisa lebih ditingkatkan lagi, terutama dengan menggunakan atm. Dari pengakuan Bupati, uang yang beredar dibulukumba tiap tahunnya mencapai Rp. 100 M. ini menandakan bahwa perekonomian di Bulukumba mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dia berharap dengan kegiatan Gebyar Cinta Rupiah, akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga rupiah.
kegiatan Gebyar Cinta Rupiah dilakukan serentak di 4 kota dan kabupaten, yakni Palopo Bone Pare dan Bulukumba sebagai puncak gerakan gebyar cinta rupiah. (Ahmad)
