REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAROS – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Selatan menorehkan sejarah baru dengan membangun unit bisnis pertama mereka di bidang kesehatan.
Unit bisnis tersebut berbentuk sebuah klinik layanan utama yang mengusung konsep bisnis sosial hadir di jalan poros Maros-Pangkep, Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
Ketua Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulsel, Heriwawan menjelaskan bahwa langkah ini menjadikan PM Sulsel sebagai pelopor kemandirian organisasi otonom Muhammadiyah di tingkat nasional. Menurutnya, pembangunan klinik ini merupakan wujud nyata dari gerakan kemandirian ekonomi organisasi.
Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel
“Kami ingin organisasi ini mandiri secara finansial. Klinik ini kami desain tidak hanya sebagai usaha, tapi juga sebagai bentuk pelayanan,” ujarnya, Rabu (15/10/2025).
Menurut Heriwawan, Muhammadiyah secara historis dikenal kuat dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, Pemuda Muhammadiyah Sulsel sebagai salah satu ortom (organisasi otonom) merasa perlu menerjemahkan warisan itu dengan cara yang relevan di masa kini.
“Fungsi bisnis dan fungsi sosial kami padukan. Kami ingin bantu orang sakit, membantu masyarakat yang kesulitan akses kesehatan. Pelayanan tetap utama, keuntungan mengikuti,” tambah Heriwawan.
Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan
Alasan pemilihan Kabupaten Maros sebagai lokasi perdana juga didasari pendekatan strategis dan hubungan komunikasi yang kuat.
“Kami dekat dengan Bupati Maros, Pak Chaidir Syam, yang juga mantan ketua Pemuda Muhammadiyah. Komunikasi yang intens membuat proses pendirian lebih cepat,” ungkap legislator DPRD Sulsel itu.
Ke depan, PM Sulsel berencana mengembangkan klinik di berbagai daerah dengan pendekatan riset kebutuhan wilayah. Salah satunya di Bantaeng, yang direncanakan mulai dibangun tahun depan karena sudah tersedia tenaga dokter dari kader Pemuda Muhammadiyah.
Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional
“Pelayanan bagi kami adalah SDM. Jika dokternya siap, Insyaallah yang lain akan mengikuti. Targetnya, lima klinik bisa didirikan hingga 2028,” jelas Heriwawan.
Sementara itu, Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) RI, Dzulfikar Ahmad Tawalla menilai PM Sulsel telah membuka babak baru peran organisasi kepemudaan dalam mendukung sistem layanan kesehatan nasional.
“Inilah yang disebut perintis. PM Sulsel jadi pionir. Kami berharap ini menjadi inspirasi daerah lain,” katanya.
Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal
Bupati Maros, Chaidir Syam, menyambut positif kehadiran klinik tersebut. “Kami sangat berterima kasih, karena ini bisa memperkuat layanan kesehatan di daerah kami,” katanya.
Sementara itu, Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, dr Andi Afdal, juga mengapreaiasi semangat Pemuda Muhammadiyah untuk terus melakukan inovasi di bidang kesehatan.
“Tentunya dengan dibentuknya klinik ini bisa membantu pemerintah dalam hal pelayanan. Saya mendorong peningkatan SDM sehingga layanan betul-betul bisa dirasakan masyarakat,” tutupnya. (*)
