0%
logo header
Kamis, 30 Oktober 2025 19:26

Peluang Sulsel Jadi Lumbung Suara Golkar Masih Terbuka, Wajib Tawarkan Pendekatan Baru

Rizal
Editor : Rizal
Diskusi politik terkait masa depan Golkar Sulsel yang digelar Lobe-Lobe Forum di Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (30/10/2025). (Foto: Istimewa)
Diskusi politik terkait masa depan Golkar Sulsel yang digelar Lobe-Lobe Forum di Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (30/10/2025). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Sulawesi Selatan selama ini dikenal sebagai basis atau lumbung suara bagi Partai Golkar di setiap kontestasi Pemilu. Tren positif tersebut sempat berlanjut dari pemilu yang satu ke pemilu berikutnya.

Hanya saja, saat ini kedigdayaan partai berlambang pohon beringin rindang itu mulai terusik. Terutama dengan hadirnya partai-partai politik baru yang didukung dengan kekuatan struktural dan finansial yang memadai.

Hal ini melatarbelakangi Lobe-Lobe Forum menggelar kegiatan diskusi politik bertajuk “Sulsel, Masihkah Lumbung Golkar?“. Diskusi sebagai bagian dari refleksi 61 tahun Partai Golkar tersebut digelar di Gedung Graha Pena, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (30/10/2025).

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Hadir sebagai pembicara masing-masing Ketua DPD II Partai Golkar Takalar Zulkarnain Arief, Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Armin Mustamin Toputiri, Madjid Sallatu dan Rahmat Muhammad dari kalangan akademisi, serta Redaktur Politik Berita Kota Makassar, Arif Situju.

Dalam pemaparannya, Ketua DPD II Partai Golkar Takalar, Zulkarnain Arief menjelaskan bahwa kejayaan Partai Golkar di Sulsel bisa diwujudkan kembali. Syaratnya dimulai dengan memilih figur yang tepat untuk menakhodai DPD I Golkar Sulsel selaku suksesor Taufan Pawe.

“Kalau ingin mengembalikan kejayaan Golkar, kedepannya kasih kewenangan penuh ke daerah (untuk memilih figur ketua),” kata Zulkarnain.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

“Kita butuh kader yang memperhatikan dan peduli kepada partai. Yang duduk disana (sebagai ketua) harus ada tanggung jawab moral ke partai,” tambahnya.

Sementara itu, Armin Mustamin Toputiri menyebut Golkar di Sulsel dapat kembali jadi pemenang. Salah satu caranya dengan menjadi partai yang pragmatis.

Pragmatis yang dimaksud Armin adalah merekrut calon legislatif (caleg) yang punya banyak duit pada Pemilu 2029, tanpa melihat proses kaderisasi.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

“Tidak perlu pusing pengkaderan, tidak perlu pusing PDLT lagi. Kalau begitu, Golkar bisa jadi pemenang lagi, kalau kita juga mau pragmatis seperti itu, kalau hanya mau menang,” tegas Armin.

Namun ia mengaku tak setuju jika Golkar cenderung mengandalkan kemampuan finansial dan mengabaikan kaderisasi. Cara ini, katanya, membawa efek buruk yang besar bagi proses demokrasi.

Adapun narasumber lainnya, Rahmat Muhammad mendorong Golkar Sulsel melupakan euforia kejayaan masa lalu. Ia menyebut, Golkar di Sulsel perlu menimbang pendekatan baru dalam berpolitik.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

“Jangan sampai bapak-bapak di Partai Golkar masih menikmati euforia masa lalu, sementara partai lain berusaha menjadi partai besar. Kondisi politik elektoral hari ini memaksa semua partai untuk beradaptasi,” demikian Rahmat Muhammad. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646