REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Di tengah tekanan efisiensi anggaran dan kompleksitas persoalan stunting, Posyandu di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) justru semakin ditegaskan sebagai ujung tombak layanan kesehatan komunitas.
Perannya kini tidak lagi sekadar tempat timbang balita, melainkan menjadi pusat intervensi dini yang menyentuh kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, dan lansia hingga ke tingkat RT dan dusun.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menyatakan bahwa penguatan Posyandu merupakan bagian tak terpisahkan dari program Dedikasi Kukar Idaman.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan
“Posyandu adalah instrumen nyata yang memperkuat peran keluarga dalam menjaga kesehatan. Keberadaannya penting untuk mengintervensi sejak dini berbagai persoalan, termasuk stunting,” ujarnya, Jumat (09/05/2025).
Data DPMD menunjukkan bahwa keberadaan kader Posyandu berkontribusi langsung terhadap peningkatan layanan dasar seperti imunisasi, pemberian gizi balita, hingga edukasi kesehatan ibu hamil.
Namun, tantangan muncul seiring kebijakan efisiensi anggaran yang menyebabkan pemangkasan jumlah kader baru yang bisa dilatih. Dari rencana dua kader per desa, hanya satu yang dapat direalisasikan pada tahun 2025.
Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
“Meski anggaran terbatas, semangat kami tidak berkurang. Kualitas kader yang aktif dan terlatih adalah kunci keberhasilan Posyandu,” tegas Arianto.
Saat ini terdapat sekitar 1.500 kader Posyandu tersebar di seluruh Kukar, namun baru sekitar 700 orang yang masuk dalam skema pelatihan bertahap.
Materi pelatihan mencakup kemampuan teknis seperti pengukuran pertumbuhan, deteksi dini penyakit, hingga edukasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Baca Juga : DPMD Kukar Tegaskan Pendampingan Penetapan Batas Desa di Kecamatan Tabang
Demi menjaga motivasi para kader, pemerintah daerah juga menyediakan insentif serta dukungan operasional. Arianto menekankan bahwa investasi pada kader Posyandu sama pentingnya dengan membangun infrastruktur kesehatan.
“Penguatan sektor kesehatan tidak selalu harus dimulai dari pembangunan fisik. Justru dari kualitas sumber daya manusianya lah semua bisa berjalan efektif,” ujarnya.
Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan saat ini, Posyandu menjadi fondasi untuk mencetak generasi masa depan yang sehat dan produktif. Oleh karena itu, Pemkab Kukar mendorong keterlibatan aktif pemerintah desa dan lintas sektor dalam memastikan keberlanjutan program ini.
Baca Juga : DPMD Kukar Dorong Desa Hadirkan Layanan Publik Langsung ke Warga
“Posyandu adalah milik bersama. Keberhasilannya sangat bergantung pada kolaborasi semua pihak, termasuk peran aktif pemerintah desa,” tutup Arianto.