REPUBLIKNEWS.CO.ID, GOWA — Museum Balla Lompoa Kabupaten Gowa memelihara ratusan koleksi peninggalan Kerjaan Kabupaten Gowa. Beberapa di antaranya adalah koleksi asli, termasuk ada juga yang merupakan hasil replikasi.
Dalam Museum Balla Lompoa terdapat 465 koleksi pusaka peninggalan Tumanurung Bainea dan Raja-raja Gowa dari masa ke masa. Pemeliharaan koleksi benda-benda kerajaan ini pun dijamin penuh oleh Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa sebagai penanggungjawab museum.
“Koleksi museum yang kami rawat hingga saat ini terdiri dari berbagai macam bentuk. Mulai dari logam, kertas, foto-foto kondisi kerajaan, foto-foto raja-raja, dan lainnya,” terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Tenriwati Tahri, dikonfirmasi, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga : Husniah Talenrang, Balla Lompoa Simbol Kejayaan dan Keagungan Budaya Gowa
Ia menyebutkan, dalam koleksi yang dipelihara tersebut ada yang namanya koleksi utama yakni Salokoa. Salokoa ini adalah mahkota yang terbuat dari bahan emas murni dan beberapa butiran permata berhias. Salokoa ini merupakan peninggalan Karaeng Tumanurung Baineya sebagai Raja Gowa I pada awal abad 14.

“Koleksi Salokoa yang asli kita simpan di kamar khusus, ini tidak bisa dilihat. Makanya kita buat replikasinya untuk di pajang. Salokoa atau mahkota raja ini kita bersihkan dan buka setiap setahun sekali dalam prosesi Accera Kalompoang,” terangnya.
Kemudian, ada koleksi lainnya seperti Lasippo. Ini adalah senjata tradisional berbentuk parang yang terbuat dari besi bertuah dan dinamai Lauputtuli. Fungsi Lauputtuli ini dipergunakan raja sebagai pertanda untuk mendatangi suatu tempat atau daerah yang akan dikunjungi.
Baca Juga : Ikon Istana Balla Lompoa dan Produk UMKM Gowa Hadir di APKASI Expo
Selanjutnya, Sudanga atau sebilah senjata sakti berbentuk kalewang dan dipakai pada pelantikan raja yang berkuasa berhulu, dan bersarung tanduk binatang berhias emas putih berrelief geometris serta lilitan anyaman rotan. Ada pula Tatarapang, sebuah keris yang diberi nama I Tatarapang “I Daeng Ri Tamaonna” terbuat dari besi bertuah bersarung dari berhulu dari emas bertatahkan pertama.
“Seluruh koleksi yang ada di museum ini secara berkala dilakukan perawatan. Termasuk sarana penyimpanan benda-benda kebesaran kerajaan,” kata mantan Kepala Bagian Umum Sekretariat Kabupaten Gowa ini.

Koleksi lainnya yang ada yakni, Gelang Ponto Janga-Jangaya. Gelang ini berbentuk naga melingkar sebanyak 4 buah yang berkepala satu, dinamai Mallipuang dan yang berkepala dua dinamai Tanipattuang.
Baca Juga : Kisah Balla Lompoa Ri Gowa, Dari Istana Kerajaan Kini Menjadi Museum Sejarah
Kemudian, pada koleksi utama, terdapat koleksi pendukung. Koleksi ini terdiri dari mata uang kuno yang terbuat dari perak dan perunggu, alat-alat musik tradisional, foto-foto yang pernah berkuasa, silsilah Kerajaan Gowa, hingga tulisan tangan Alquran.
“Pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum tentunya terus kita perhatikan. Tujuannya agar keberadaan museum dapat terus menjadi destinasi wisata sejarah dan budaya Kabupaten Gowa untuk diketahui anak-anak kita nantinya,” terangnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro mengatakan, dari bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik yang digelontorkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) setiap tahunnya juga memfokuskan pada pemeliharaan koleksi.
- Bantuan Dana DAK Difokuskan untuk Pemeliharaan Koleksi
Baca Juga : Taman Bunga Musuem Balla Lompoa Rampung April 2024
“Untuk pengelolaan dana DAK non fisik ini dialokasikan untuk beberapa item Kegiatan. Salah satunya kegiatan pemeliharaan koleksi yang ada dalam museum sebesar 30 persen,” katanya.

Ia mengungkapkan, pemeliharaan koleksi tersebut dilakukan setiap tahun, dengan melihat jenis koleksi itu sendiri. Misalnya, Salokoa yang terbuat dari emas murni itu dipelihara dengan disepuh agar tetap menjaga warna dan keindahannya.
Kemudian koleksi tembaga perak, perunggu dan sebagainya dalam bentuk uang koin dan besi-besi dalam bentuk senjata tajam itu dipelihara melalui konservasi bahan logam.
Baca Juga : Taman Bunga Musuem Balla Lompoa Rampung April 2024
“Proses pemeliharaannya ini kita berdayakan dengan bekerjasama tim Ahli Badan Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Tapi kadang juga kami mengambil tim ahli dari arkeolog Unhas, itu kita lakukan pemeliharaan rutin setiap tahunnya,” jelas Ikbal.
Termasuk pemeliharaan lemari tempat koleksi dipajang, di mana setiap tahunnya perawatan dilakukan dengan mengecatnya. Bahkan pemeliharaan ini bukan hanya memperhatikan koleksi yang ada, tetapi juga badan atau rumah museum.
“Pemeliharaannya memang kita lakukan secara menyeluruh agar terawat dan teratur,” jelasnya lagi.

Baca Juga : Taman Bunga Musuem Balla Lompoa Rampung April 2024
Dirinya mengatakan, ratusan koleksi yang dipajang dalam Museum Balla Lompoa ini secara keseluruhan dapat dilihat dan dikunjungi seluruh pengunjung. Tujuannya sebagai sarana edukasi sejarah dan budaya bagi masyarakat.
“Seluruh koleksi bisa dilihat pengunjung yang mendatangi museum. Kecuali Salokoa yang asli, makanya kita menyiasatinya dengan membuat duplikatnya. Karena memang itu hanya dibuka setahun sekali,” terangnya.
Kedepan pihaknya berharap agar koleksi yang ada di Museum Balla Lompoa bisa bertambah. Sebab hingga saat ini dinilai nyaris tidak ada penambahan koleksi, sementara salah satu fungsi museum adalah wadah edukasi sejarah dan budaya.
Baca Juga : Taman Bunga Musuem Balla Lompoa Rampung April 2024
“Kami hanya berharap jika ada pihak-pihak yang merasa memiliki koleksi atau apapun itu yang mengandung makna arti penting dalam sejarah Gowa sendiri semoga bisa diserahkan secara hibah atau memberikan kami izin membuat replikanya. Sehingga ada bahan edukasi bagi generasi muda dalam mengenal sejarah dan budayanya, apapun bentuknya,” tegas Ikbal.
- Pengawasan dan Pengamanan Dijaga Pasukan dan CCTV

Dalam menjaga kawasan Museum Balla Lompoa tetap aman dari oknum yang tidak bertanggung jawab, termasuk menjaga koleksi yaitu dengan menyiapkan pasukan khusus.
Ada dua sarana kita gunakan untuk pengamanan museum termasuk koleksi. Yakni lewat pasukan pengamanan dan CCTV,” terang Kabid Kebudayaan Disparbud Gowa Ikbal Thiro.
Baca Juga : Taman Bunga Musuem Balla Lompoa Rampung April 2024
Pada pasukan pengamanan ini terdiri dari 20 orang dengan sip pertiga hari. Tugas mereka menjaga seluruh Kawasan Museum Balla Lompoa selama 24 jam full. Untuk membantu pengawasan dan pengamanan juga disiapkan CCTV dibeberapa titik. (*)
