REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR – Kecamatan Kembang Janggut di Kabupaten Kutai Kartanegara terus menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat perkebunan kelapa sawit unggulan di Kalimantan Timur. Sekitar 70 hingga 80 persen penduduk asli di wilayah ini menggantungkan mata pencaharian mereka pada sektor perkebunan, terutama kelapa sawit.
Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono, mengungkapkan bahwa masyarakat tidak hanya bergantung pada perusahaan besar, tetapi juga mulai mengembangkan kebun sawit secara mandiri di sekitar kawasan perusahaan. “Mayoritas masyarakat bergantung pada perkebunan, khususnya kelapa sawit. Mereka bukan hanya buruh, tetapi juga pemilik kebun dan pelaku langsung,” ujarnya, Sabtu (12/07/2025).
Kepemilikan lahan oleh warga lokal menjadi bukti bahwa ekonomi desa tidak sepenuhnya ditopang oleh korporasi besar. Warga yang memiliki kebun pribadi kini mampu menjual hasil panen secara langsung ke koperasi maupun perusahaan, yang mempercepat distribusi dan menekan biaya.
Baca Juga : Husniah Talenrang Nilai Peran KDMP Bangun Kemandirian Ekonomi Masyarakat Desa
“Dengan semakin banyaknya petani mandiri, potensi pertumbuhan ekonomi desa ikut meningkat. Apalagi Pemkab Kukar telah memberikan dukungan berupa pelatihan dan akses pupuk bersubsidi melalui koperasi,” jelas Suhartono.
Ia juga menyebut bahwa saat ini tengah disiapkan rencana pembangunan pabrik pengolahan hasil sawit di tingkat lokal. Upaya ini bertujuan meningkatkan nilai tambah ekonomi dan memperluas peluang kerja, terutama bagi warga desa.
Koperasi desa memainkan peran strategis dalam menunjang keberhasilan para petani. Selain menjual pupuk dan alat pertanian, koperasi juga memberikan pendampingan usaha dan pelatihan teknis. Salah satu koperasi yang aktif adalah Koperasi Merah Putih, yang kini hadir di 11 desa dan terus memperluas layanannya bagi petani sawit.
Baca Juga : Pemkab Gowa Dorong Koperasi Merah Putih Jadi Kelembagaan Ekonomi Modern
Pemerintah Kecamatan Kembang Janggut juga terbuka terhadap kehadiran investor lokal dalam pengembangan sektor pengolahan sawit. Kolaborasi antara petani, koperasi, dan pemerintah diharapkan menjadi kekuatan bersama dalam membangun ekonomi agribisnis yang mandiri dan berkelanjutan.
“Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, kami optimistis Kembang Janggut akan terus berkembang sebagai wilayah agribisnis yang kuat. Model kemandirian petani seperti ini layak dijadikan contoh,” tutup Suhartono.
