0%
logo header
Rabu, 05 Oktober 2022 20:03

SDR Minta PT LIB Diperiksa dan Direkturnya Ditangkap Terkait Insiden Kanjuruhan

Asril Astian
Editor : Asril Astian
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Minta Polisi Usut Tuntas Dan Periksa PT LIB Sebagai Penyelenggara Sepak Bola Di Stadion Kanjuruhan Yang Menewaskan Ratusan Penonton (Foto: Ist)
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Minta Polisi Usut Tuntas Dan Periksa PT LIB Sebagai Penyelenggara Sepak Bola Di Stadion Kanjuruhan Yang Menewaskan Ratusan Penonton (Foto: Ist)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA- Tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10) lalu menimbulkan luka yang mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan.

Pasalnya gelaran sepak bola ini menelan ratusan korban jiwa meninggal, dan ratusan orang dirawat di rumah sakit.

Studi Demokrasi Rakyat (SDR) menyampaikan belasungkawa atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan supporter Arema FC. Tragedi tersebut terjadi usai pertandingan di Liga 1 saat Arema FC menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kota Malang, Jawa Timur.

Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (4-Habis) Gas Air Mata pun Kejar ke Parkir Motor

“Kami dari Studi Demokrasi Rakyat (SDR) menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas peristiwa kericuhan antara Arema FC dan Persebaya,” jelas Direktur Eksekutif, Hari Purwanto dalam keterangan resminya, pada Selasa (4/10/2022).

Dalam keterangannya Hari menjelaskan tragedi luar biasa dalam dunia sepak bola ini menjadi tanggung jawab seluruhnya stakeholder, terutama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku penyelenggara Liga 1.

“Dari peristiwa persepakbolaan ini bahwa stakeholder yang harus bertanggungjawab apalagi ratusan jiwa melayang hanya karena dukung mendukung klub kesayangan,” tegasnya.

Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (3) Kok Polisi dari Malang Dilarang?

Lebih lanjut, Hari menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh Polda Jawa Timur untuk segera mengambil langkah cepat, menginvestigasi dan mengusut tuntas tragedi tewasnya supporter Aremania itu.

Selain itu, Hari memandang langkah hukum juga harus segera dilakukan, yakni dengan memeriksa PT LIB karena ketidak profesionalan dan menangkap Direktur PT LIB sebagai pihak yang bertanggungjawab atas jatuhnya ratusan korban jiwa.

“Semestinya pembenahan di seluruh bidang, seperti penentuan protap pengamanan dalam sebuah pertandingan, perbaikan sistem Liga, hingga pendidikan suporter bisa dilakukan jauh-jauh hari karena PT LIB sebagai penanggungjawab acara sudah memiliki pengalaman kenapa langkah antisipasi tidak dilakukan?,” jelasnya.

Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (2) Gerbang Tak Dibuka Sebelum Tim Persebaya Pergi

Sudah seharusnya sebagai penyelenggara penyelenggara dari Liga 1 PT LIB mempelajari karakteristik para suporter dari masing-masing klub sepak bola.

“Karena itu perlu juga diambil langkah hukum pengusut tuntas motif bisnis PT LIB yang tidak mengindahkan faktor keamanan dalam pertandingan. Bahkan info di lapangan pihak kepolisian sudah mengantisipasi kerawanan laga dengan mengajukan percepatan gelaran laga akan tetapi ditolak oleh PT LIB,” tuturnya.

Hari menegaskan, bahwa permasalahan kisruh suporter merupakan permasalahan teknis yang seharusnya bisa diantisipasi. Sehingga menurutnya, tragedi tewasnya ratusan suporter Arema FC menjadi tanggung jawab PT LIB dan pengurus kedua klub yang berlaga, yakni Arema FC dan Persebaya.

Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan, Bangun-Bangun ‘Dah’ Tak Karuan

“Tentunya kesimpulan permasalahan kisruh suporter di Stadion Kanjuruhan bisa diantisipasi karena masalah teknis dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyelenggara PT LIB dan pengurus Arema FC dan Persebaya,” tutupnya.

Penulis : Wahyu Widodo
Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646