0%
logo header
Kamis, 30 Oktober 2025 22:12

Teliti Komunikasi Liga Sepak Bola Indonesia di Era Digital, Andi Widya Syadzwina Resmi Raih Gelar Doktor

Rizal
Editor : Rizal
Mantan MO PSM Makassar, Andi Widya Warsa Syadzwina resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi Unhas setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian terbuka promosi doktor di Pascasarjana Unhas, Kamis (30/10/2025). (Foto: Istimewa)
Mantan MO PSM Makassar, Andi Widya Warsa Syadzwina resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi Unhas setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian terbuka promosi doktor di Pascasarjana Unhas, Kamis (30/10/2025). (Foto: Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR – Mantan Media Officer (MO) PSM Makassar, Andi Widya Warsa Syadzwina resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia meraih gelar doktor usai menuntaskan ujian terbuka promosi doktor di Pascasarjana Unhas, Kamis (30/10/2025).

Judul disertasi Wina adalah “Komunikasi dan Olahraga: Studi Manajemen Komunikasi Liga Sepakbola Indonesia di Era Digital“. Dalam ujian tersebut, Wina diuji jajaran akademisi dengan komposisi lengkap.

Prof Dr Hafied Cangara bertindak selaku promotor utama dan pendampingnya adalah Prof Dr Andi Alimuddin Unde, serta Prof Dr Tuti Bahfiarti.

Baca Juga : Angkat Ikon Geopark di Bandara Hasanuddin, Gubernur Sulsel: Gerbang Awal Promosi Pariwisata Sulsel

Penguji internal terdiri dari Dr Muhammad Farid, Dr Hasrullah dan Dr Muliadi Mau. Sedangkan penguji eksternal adalah Prof Agus Rusdiana yang merupakan Guru Besar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sekaligus Dekan FPOK UPI periode 2025-2029.

Ujian promosi doktor Wina dihadiri sejumlah tokoh penting di Sulsel. Diantaranya Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Wakil Bupati Maros Andi Muetazim Mansyur, Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS), Kadis Kominfo Makassar Muhammad Roem, dan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Makassar Andi Muhammad Yasir.

Dalam presentasi disertasinya, Wina menjelaskan alasan meneliti komunikasi olahraga.

Baca Juga : Resmi Disetujui, Pemkot dan DPRD Makassar Perkuat Regulasi Kearsipan, Pesantren dan Tata Kelola Keuangan

“Karena kami melihat sepak bola ini adalah hal yang penting. Terlebih peneliti-peneliti belum banyak yang meneliti komunikasi olahraga, padahal sepakbola sangat penting diteliti,” ungkapnya.

Ia memaparkan tiga alasan utama yang melatarbelakangi penelitiannya. Pertama, komunikasi telah menjadi bagian penting dari olahraga di Indonesia khususnya sepak bola di era industri yang serba digital saat ini.

Kemudian, event sepakbola telah melegendaris, bukan hanya sebagai kompetisi, tapi sebagai peristiwa komunikasi dan soft diplomasi.

Baca Juga : IPM Makassar 2025 Tertinggi di Sulsel, Tembus Peringkat 7 Nasional

Selanjutnya, melihat antusiasnya masyarakat Indonesia terhadap sepakbola namun prestasi yang belum optimal. Oleh karena itu, disertasi ini menganalisis tata kelola Liga Sepakbola Indonesia dari perspektif manajemen komunikasi.

Wina secara khusus mengangkat tragedi Kanjuruhan sebagai salah satu bukti kelemahan komunikasi liga di Indonesia.

“Suporter adalah hal penting dalam dunia sepak bola. Tanpa suporter sepak bola adalah hal yang hampa. Terlebih, semangat pesepak bola itu salah satunya berkat dukungan dari suporter,” tegas Wina.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Ia pun mengurai sejumlah persoalan komunikasi dalam pengelolaan liga. Diantaranya, kebijakan dan keputusan liga tidak tersosialisasi kepada klub dan suporter.

Teknologi digital belum dimaksimalkan, serta kurangnya koordinasi keamanan dan penyelenggara dalam situasi darurat.

Hal lainnya terkait penegakan regulasi yang tidak transparan, serta sistem tata kelola dan fasilitas yang membutuhkan dukungan komunikasi yang kuat.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Wina menegaskan, PSSI sebagai lembaga induk sepakbola Indonesia harus memperkuat manajemen komunikasi agar liga lebih profesional.

“Termasuk soal kejelasan jadwal liga, penanganan suporter, pemenuhan syarat club licensing, transparansi organisasi dan keuangan, serta penanganan krisis,” tegas Tenaga Ahli Pemkot Makassar itu.

Bagi Wina, begitu lemahnya arus informasi, baik internal maupun eksternal kepada publik disebabkan penegakan aturan yang kurang tegas. Penyelesaian permasalahan liga kurang transparan, dan seringkali kepentingan kelompok atau segelintir orang lebih dikedepankan dibanding kepentingan liga.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

Penguji eksternal Wina, Prof Agus Rusdiana menyebut Wina adalah perempuan kedua yang diketahui melakukan penelitian mendalam tentang sepak bola nasional dan doktor komunikasi sepak bola pertama di Makassar.

Sebelum Wina, mantan Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria juga meneliti komunikasi sepak bola secara mendalam. Tapi, Wina disebut mengelaborasi sepak bola dengan komunikasi digital.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin pun memberikan apresiasi khusus untuk Wina. Ia memuji capaian tersebut terutama karena mengulas banyak dinamika di dunia sepak bola Indonesia.

Baca Juga : Bawa Semangat Solidaritas Antarumat Beragama, Fadel Tauphan Kunjungi Dua Gereja di Malam Natal

“Saya memberikan apresiasi kepada Wina yang selalu memberikan perhatian terhadap sepakbola. Dan selama saya bekerja sama dengan Wina selalu memberikan kontribusi pemikiran, utamanya dari segi manajemen media,” kata Munafri.

“Sekali lagi atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Makassar, saya menyampaikan selamat atas prestasi yang sangat luar biasa yang diraih saudara Wina,” demikian Appi, sapaan karibnya. (*)

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646