0%
logo header
Senin, 14 Juli 2025 15:54

Tempe Loa Pari Jadi Tulang Punggung Ekonomi Baru di Tenggarong Seberang

Arnas Amdas
Editor : Arnas Amdas
Ilustrasi tempe. (Istimewa)
Ilustrasi tempe. (Istimewa)

REPUBLIKNEWS.CO.ID, KUKAR — Desa Loa Pari, Kecamatan Tenggarong Seberang, tengah bangkit sebagai salah satu pusat kekuatan ekonomi baru di Kabupaten Kutai Kartanegara. Bukan dari sektor tambang atau perkebunan, melainkan dari industri tempe rumahan yang tumbuh pesat dan berkelanjutan.

Sedikitnya sembilan hingga sepuluh kepala keluarga di desa ini mengandalkan produksi tempe sebagai sumber penghasilan utama. Produk tempe Loa Pari telah merambah pasar luar desa dan semakin dikenal berkat cita rasanya yang khas serta kualitas produksinya yang konsisten.

Kepala Desa Loa Pari, I Ketut Sudiyatmika, menyebut industri tempe sebagai sektor UMKM yang tumbuh alami dan memiliki ketahanan tinggi. “Industri ini terus hidup dan bahkan tumbuh. Kami melihat peluang besar di sektor ini,” ujarnya, Senin (14/07/2025).

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Tertib Arsip, 152 Berkas Lama Dimusnahkan

Untuk mendukung para pelaku usaha, pemerintah desa telah menyediakan mesin pencacah kedelai guna mempercepat dan memodernisasi proses produksi. “Kalau dulu prosesnya diinjak manual, sekarang sudah lebih higienis dan cepat dengan mesin,” ungkapnya.

Selain peningkatan alat, pelatihan manajemen usaha, teknik pengemasan, dan pelabelan produk juga digencarkan agar para pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing di pasar yang lebih luas. “Dengan alat yang lebih baik, mereka bisa meningkatkan produksi, menjaga kualitas, dan menjangkau pasar lebih luas,” tambahnya.

Dampak positif dari industri tempe ini menjalar ke sektor lain. Sejumlah warga mulai mengembangkan olahan turunan seperti keripik tempe dan makanan ringan berbasis kedelai yang dipasarkan di warung hingga jalur jalan raya, menciptakan efek ekonomi berganda di tengah masyarakat.

Baca Juga : DPMD Kukar Perkuat Digitalisasi Desa Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif

Pemerintah desa pun tengah menjajaki kerja sama dengan dinas terkait untuk pengurusan sertifikasi halal dan izin edar produk. Tujuannya agar produk tempe Loa Pari bisa masuk ke ritel modern, koperasi, hingga jaringan minimarket. “Tempe itu khas, dan kalau kita kemas baik, bisa masuk pasar modern. Kita ingin bantu pelaku usaha ke arah sana,” jelas Ketut.

Upaya kolaboratif ini menjadi bukti bahwa dengan strategi yang tepat, potensi lokal seperti industri tempe rumahan bisa menjadi tulang punggung ekonomi desa. Loa Pari pun kini dilirik sebagai contoh desa mandiri yang mampu mengembangkan UMKM menjadi kekuatan ekonomi berkelanjutan.

Redaksi Republiknews.co.id menerima naskah laporan citizen (citizen report). Silahkan kirim ke email: redaksi.republiknews1@gmail.com atau Whatsapp +62 813-455-28646