REPUBLIKNEWS.CO.ID, JAKARTA — Tragedi sepak bola yang memakan banyak korban jiwa kembali terjadi di Indonesia. Peristiwa ini terjadi dalam pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Dikabarkan ratusan korban meninggal dunia, dan ratusan orang dalam perawatan.
Menyikapi hal ini Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan tragedi Kanjuruhan Malang, bukan disebabkan bentrok antar suporter.
Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (4-Habis) Gas Air Mata pun Kejar ke Parkir Motor
Banyaknya korban yang meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak. Hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam akun Instagramnya, Minggu (2/10/2022).
“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton,” jelas Mahfud MD.
Menko Polhukam mengatakan suporter yang berada di lapangan hanya dari Arema. Mahfud menyatakan tak ada korban akibat penganiayaan suporter.
Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (3) Kok Polisi dari Malang Dilarang?
“Oleh karena itu, para korban, umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter,” jelas Mahfud.
Mahfud menegaskan pemerintah berkomitmen untuk terus memperbaiki pelaksanaan pertandingan sepak bola di Indonesia. Dia mengatakan sepak bola kerap memancing suporter untuk mengekspresikan emosi berlebih secara tiba-tiba.
Menko Polhukam juga mengungkap aparat kepolisian sebelumnya sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang agar dilaksanakan sore hari. Jumlah penonton pun sudah minta disesuaikan kapasitas.
Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan (2) Gerbang Tak Dibuka Sebelum Tim Persebaya Pergi
“Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang,” jelasnya.
Namun, usulan itu tidak dilakukan panitia pelaksana (panpel). Pertandingan pun tetap digelar malam.
“Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000,” ujar Mahfud.
Baca Juga : Tertidur di Stadion Kanjuruhan, Bangun-Bangun ‘Dah’ Tak Karuan
Pernyataan itu disampaikan Mahfud setelah dirinya menerima informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.
“Pemerintah menyesalkan atas kerusuhan di Kanjuruhan. Pemerintah akan menangani tragedi ini dengan baik,” tuturnya.
Seperti diketahui, tragedi usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menyebabkan 129 orang meninggal dunia dan ratusan warga yang masih dalam perawatan. Tragedi Kanjuruhan ini menjadi kabar duka bagi dunia sepakbola Tanah Air.