REPUBLIKNEWS.CO.ID, MAKASSAR –
Peringatan Hari Kanker Sedunia tahun 2019 digelar di Wisma Negara, Kompleks Center Poin Of Indonesia (CPI) kota Makassar, Sabtu (09/02/2019).
Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk seminar nasional dan simposium ilmiah dengan mengangkat tema Pencemaran Limbah Mikro Plastik Dengan Bahaya Kanker di Indonesia.
Terlihat pada Kesempatan tersebut turut hadir ketua PKK Provinsi Sulawesi Selatan, Liestiaty F Nurdin.
Baca Juga : Husniah Talenrang Beri Bantuan Pangan ke Warga Miskin Ekstrem di Parangloe
Gubernur Sulsel yang diwakili Asisten (II) Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Pemrov Sulsel, Muhammad Firda, menyambut baik pelaksanaan kegiatan.
“Ini sebagai upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat kanker di Provinsi Sulsel,” kata Firda.
Hari Kanker sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari, tahun ini mengambil tema I Am and I Will. Firda mengatakan, tema ini bermakna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya masing- masing dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.
Baca Juga : Dari Survei Kepuasan Responden, OJK Sulselbar Perkuat Implementasi Tugas dan Fungsi
Data dari Globacan menyebutkan, di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta. Dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker.
Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136,2/100.000 penduduk) berada pada urutan ke delapan di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk, yang dikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.
Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 17 orang penduduk per 100.000, yang dikuti kanker mulut rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Baca Juga : Inspiring Srikandi, PLN UIP Sulawesi Dorong Pelaku Usaha Perempuan Single Parent Makin Berdaya
“Untuk pencegahan dan pengendalian kanker di Indonesia, khususnya dua jenis kanker terbanyak di Indonesia, yaitu kanker payudara dan leher rahim, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Antara lain deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun,” sebutnya.
Dilakukan dengan menggunakan metode Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) untuk payudara dan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk leher rahim.
Ketua PKK Sulsel, Liestiaty F Nurdin, mendukung upaya pencegahan kanker dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Baca Juga : Korban Kebakaran di Bu’nea Gowa Akan Dibangunkan Rumah Layak Huni
“Wah, dampaknya pada kesehatan kalau untuk manusia. Makanya, salah satunya ini belum terlalu rinci diteliti, tapi kanker sekarang bertambah banyak dan juga kalau penelitian mengenai tumor yang terdapat di usus ikan itu sudah ada,” bebernya.
Pada seminar ini bertindak selaku keynote speaker Prof Dr Aru W Sudoyo, Sp. PD KHOM, dengan materi Beban Kanker Global dan Faktor-faktor Risiko. Prof dr. Irawan Yusuf PhD dengan materi Mikroplastik dan Kanker pada Manusia, dan dr Slamet, MPH dengan Kebijakan Pemerintah dalam Pengendalian Kanker.
Usai seminar dilanjutkan dengan pelantikan Pengurus Yayasan Kanker Indonesia. Dimana Liestiaty menjadi salah satu pengurus yang dilantik. (rls)